Friday, 20 December 2019

Secara Bulat, Komisi III DPR Setujui Komjen Tito Karnavian Jadi Kapolri

Kamis, 23 Juni 2016 — 17:25 WIB
Komjen Tito Karnavian.

Komjen Tito Karnavian.

JAKARTA  (Pos Kota) – Komisi III DPR secara bulat menyetujui  Komisaris Jenderal (Komjen) polisi Tito Karnavian menjadi Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) setelah 10 fraksi memberikan penilaian dari fit and proper test (uji kelayakan dan  kepatutan), di DPR, Kamis (23/6/2016).

Keputusan Komisi III itu diketok oleh Ketua Komisi III Bambang Soesatyo, di ruang Komisi Hukum itu pukul 15.45 WIB. Bambang menanyakan ulang persetujuan anggota.

“Seluruh anggota Komisi III mufakat menyetujui pemberhentian dengan hormat Badrodin Haiti sebagai Kapolri dan pengangkatan Tito Karnavian sebagai Kapolri yang selanjutnya akan ditetapkan dalam paripurna. Apakah dapat disetujui?” tanya Bambang. “Setuju!” Kata anggota. Tok! Palu persetujuan pun diketok.

Setelah ketok palu ini, Tito yang berdiri lalu diberi ucapan selamat bergantian oleh anggota DPR. Mereka menghampiri Tito di mejanya. Usai pengumuman ini, Tito pun memberikan penjelasan kepada awak media.

“Ya, tadi Komisi III DPR telah menyetujui saya untuk menjadi Kapolri. Terima kasih kepada Komisi III. Tentunya saya siap menjalankan tugas, dan tentunya dukungan masyarakat luas sangat kami harapkan, “ kata Tito seusai pengumuman dari pimpinan Komisi III DPR.

Seharian, Tito sudah diuji oleh para anggota Komisi III DPR dari 10 fraksi. Di antaranya ada yang menanyakan keloyalannya kepada Presiden Jokowi, ditanyakan apakah ikut memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014 di Papua, masalah keamanan, penanganan terorisme, dan lainnya.

Pada saat uji kepatutan dan kelayakan digelar, Karnavian yang adalah alumnus Akademi Kepolisian Indonesia pada 1987, mengenakan seragam dinas harian polisi dengan tanda pangkat bintang tiga dengan garis merah di tepi-tepinya. Ia ditunjuk Jokowi dalam posisi melangkahi beberapa angkatan seniornya di Akmil.

Dalam jawabannya soal loyaitas kepada Jokowi, Tito menyatakan loyal kepada hukum, membantah ikut pemenangan Jokowi di Pilpres, dan menolak pembentukan pengawas Densus 88.

Seperti diketahu, saat ini dia masih menjadi kepala Badan Narkotika Penanggulangan Terorisme dan dia banyak menghabiskan karirnya di lingkungan reserse dan intelijen.  (timyadi/win)