Thursday, 05 December 2019

Arus Peti Kemas Transhipment Pelindo III Meningkat 218 Persen

Senin, 5 Agustus 2019 — 15:56 WIB
Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Perak.(ist)

Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Perak.(ist)

JAKARTA –  Arus transhipment peti kemas domestik di terminal Pelindo III  Pelabuhan Tanjung Perak meningkat hingga 218 persen.

Direktur Utama (Dirut) Pelindo III Doso Agung mengungkapkan penetapan pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan transhipment petikemas domestik per 15 Januari 2019 lalu  telah menghasilkan realisasi pertumbuhan petikemas diatas target yang telah direncanakan.

“Dibandingkan semester I 2018 tercatat 16.310 boks petikemas dan semester I tahun 2019 ini melonjak hingga 35.550 boks atau mencapai 218 persen year on year (yoy),” kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung.

Menurutnya, peningkatan terbesar di Terminal Berlian, Pelabuhan Tanjung Perak yang dioperasikan anak usaha Pelindo III, BJTI Port, yakni dari sebesar 9.812 boks pada semester I tahun 2018 menjadi  22.349 boks pada periode yang sama tahun ini atau mencapai 227 persen yoy.

Untuk arus transhipment petikemas domestik di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) jika semester I tahun 2018 berjumlah 1.040 boks, tahun 2019 ini menjadi 2.799 boks.

Sedangkan Terminal Teluk Lamong (TTL) pada semester I tahun 2018 sejumlah 5.392 boks, semester I tahun ini meningkat menjadi 9.283 boks.

Sementara itu Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto menambahkan rute pelayaran petikemas dari Medan ke Tanjung Perak dengan tujuan akhir Kalimantan/Sulawesi atau sebaliknya menjadi kontributor utama peningkatan petikemas transhipment.

Dikatakan Putut, Pelindo III saat ini telah menyiapkan lahan  1 hektar di Terminal Nilam untuk menambah kapasitas pelayanan transhipment petikemas domestik.

“Agar pelayanan terus berjalan dengan optimal, kami akan  melakukan evaluasi dan inovasi layanan untuk meningkatkan kinerja dan memberikan layanan terbaik untuk pengguna jasa,” kata Putut Sri Muljanto.

Selain itu kata Putut, diperlukan kerjasama dan  dukungan dari asosiasi pengguna jasa (INSA, ALFI/ILFA, GPEI, GINSI, APBMI, APTRINDO, dll) sebagai salah satu faktor mewujudkan perbaikan layanan dalam rangka menurunkan biaya logistik untuk meningkatkan daya saing produk nasional. (dwi/tri)