AMERIKA – Pasca dua penembakan masal di El Paso (3/8/2019) dan Dalton Ohio Minggu (4/8/2019) yang menewaskan 31 orang, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan video game.
Trump menilai permainan yang mengandung unsur kekerasan harus dicegah atau paling tidak dibuat lebih sulit untuk dibeli.
“Kita harus menghentikan glorifikasi kekerasan di masyarakat kita, ini termasuk video game yang mengerikan dan sekarang dianggap biasa,” kata Trump dalam pidatonya, yang dilansir The Independent, Selasa (6/8/2019).
“Terlalu mudah hari ini bagi remaja yang bermasalah mengelilingi diri mereka dengan budaya kekerasan, kita harus menghentikan atau mengurangi ini secara substansial, dan ini harus segera dimulai,” katanya lagi.
Namun, Trump tidak menjelaskan secara rinci langkah-langkah apa yang akan ia ambil untuk menghentikan peredaran game yang berisi kekerasan tersebut.
“Gagasan bahwa video game kekerasan mendorong agresi dunia nyata adalah yang populer, tetapi belum diuji dengan sangat baik dari waktu ke waktu,” kata ketua riset Profesor Andrew Przybylski, direktur penelitian di Oxford Internet Institute.
Selain video game, Trump juga menyalahkan internet. Menurutnya, jaringan internet telah meradikalisasi penggunanya sehingga memicu mereka untuk melakukan serangan kekerasan.
Trump juga sempat menyinggung tentang kesehatan mental dan mengutuk keras rasisme, fanatisme, serta supremasi kulit putih.
Pada pidatonya, Trump malah sama sekali tidak menyinggung soal reformasi kepemilikan senjata.
Sebuah riset dari Oxford menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara video game dan perilaku kekerasan. Hubungan antara keduanya pun hingga kini terus diperdebatkan oleh para akademisi dan pakar.(*tri)