INDRAMAYU – Pedagang bendera merah putih dan aksesoris 17-an cukup banyak dijumpai di jalan-jalan protokol di Kota Indramayu dan Sindang.
Meski omzet penjualannya turun, dan tidak seramai dua tahun silam, akan tetapi mereka tetap bertahan hingga perayaan 17-an berakhir.
Para pedagang bendera dan aksesoris 17-an itu sebagian besar merupakan warga pendatang dari Kabupaten Cirebon. Mereka sengaja mengadu nasib berjualan bendera merah putih dan aksesoris 17-an hanya memanfatakan momen menjelang perayaan HUT Kemerdekaan R.I tanggal 17 Agustus 2019 saja. Pada hari-hari lainnya mereka tidak berjualan.
“Hampir semua pedagang bendera merah putih dan aksesoris 17-an ini berasal dari Kabupaten Cirebon,” ujar Edi (41), salah seorang pedagang bendera merah putih dan aksesoris 17-an yang dijumpai Pos Kota, Rabu (14/8/2019) siang.
Ia mengemukakan, berjualan bendera merah putih dan aksesoris 17-an untungnya tipis. “Yang penting barangnya cepat laku sehingga uangnya berputar,” katanya.
Mengenai harga jual, katanya bervariasi. Hal itu menurut jenis dan modelnya. Contohnya, aksesoris 17-an berupa bendera kecil, biasa di pasang di tangkai kaca spion sepeda motor atau mobil harganya Rp5 ribu.
“Kalau bendera merah putih ukuran standar, biasa dipasang di rumahan panjangnya sekitar 90 Cm, harganya Rp35 ribu. Bendera merah putih yang ukurannya lebih besar, harganya Rp60 ribu,” katanya.
Untuk aksesoris 17-an yang biasa dipasang di kantor-kantor, toko ataupun gudang, harganya berkisar Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. “Harganya relatif murah karena terbuat dari kain yang panjangnya mencapai 10 meter,” ujarnya.
Mengenai omzet, kata pedagang yang satu ini, dibandingkan dua tahun silam, pada tahun ini nampaknya menurun. Dua tahun lalu beberapa hari menjelang perayaan 17-an banyak orang membeli bendera merah putih ataupun aksesoris 17-an. “Tahun sekarang omzetnya menurun,” ujarnya.
Dia menampik jika dikatakan penurunan omzet karena pengaruh banyaknya jumlah pedagang bendera merah putih dan aksesoris. “Jumlah pedagang pada dua tahun lalu dengan sekarang jumlahnya hampir sama.
“Yah, namanya rezeki sudah ada yang ngatur,” ujarnya. (taryani/tri)