Friday, 06 December 2019

Indonesia Kembali Impor Barang Asal Mozambik

Senin, 2 September 2019 — 20:38 WIB
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (ist)

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (ist)

JAKARTA – Indonesia menerima 200 barang impor dengan tarif (bea masuk) preperensi ringan Mozambik berupa produk perikanan, buah-buahan, minyak kelapa sawit, margarin, sabun, karet, produk kertas, alas kaki, dan produk tekstil.

“Indonesia membutuhkan Mozambik sebagai pintu masuk kawasan Afrika. Kita (Indonesia-Mozambik) saling tukar produk unggulan masing-masing,” ujar Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, didampingi Karohumas Fajarini Puntodewi, Senin (2/8/2019).

Indonesia sendiri, katanya, memberikan tarif preferensi atas 200 pos tarif kepada Mozambik, di antaranya kapas, tembakau, produk perikanan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan. Total perdagangan Indonesia-Mozambik 2018 sebesar USD91,88 juta dengan ekspor Indonesia tercatat senilai USD61,4 juta dan impor sebesar USD30,5 juta, atau Indonesia surplus USD30,9 juta. Mozambik negara tujuan ekspor ke-17 dan sumber impor ke-18 di benua Afrika.

Produk ekspor utama Indonesia ke Mozambik 2018 itu minyak kelapa sawit dan turunannya (USD27,3 juta), sabun (USD9,8 juta), industrial monocarboxylic fatty acids (USD7,9 juta), organic surface-active agents (USD3,3 juta), kertas dan karton (USD2,8 juta), karung dan tas (USD1,5 juta), margarin (USD1,5 juta), semen portland (USD1,1 juta). Sebaliknya produk impor utama Indonesia dari Mozambik adalah kacang tanah (USD22,6 juta), tembakau tidak diolah (USD4,1 juta), kapas (USD2,8 juta), bijih mangan dan konsentrat (USD417 ribu), besi paduan (USD246 ribu), kacang polong kering (USD197 ribu).

Sementara total perdagangan Indonesia dengan kawasan Afrika pada 2018 hanya mencapai USD11,25 miliar, terdiri dari ekspor Indonesia sebesar USD4,76 miliar dan impor Indonesia sebesar USD6,49 miliar. “Dengan populasi Afrika yang sebanyak 1,2 miliar penduduk, total perdagangan Indonesia dan Afrika masih rendah. Pasar Afrika juga masih sangat potensial bagi produk-produk Indonesia guna memperbaiki neraca perdagangan Indonesia dengan Afrika,” pungkas Mendag. (rinaldi/ys)