JAKARTA – Warga keluhkan Kondisi kali Pulo yang membelah pemukiman warga mulai dari Lenteng Agung, Jagakarsa hingga Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, karena menimbulkan aroma tak sedap.
Selain bau, kondisinya sudah menyempit dan dangkal akibat penuh sampah dan lumpur, pada musim kemarau seperti sekarang ini menimbulkan bau yang kurang sedap dan warnanya menghitam.
Halimah (45), salah seorang warga menuturkan, joroknya Kali Pulo terlihat mulai dari Jalan Joe, tepatnya sebelah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 Kebagusan, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan hingga Lanteng Agung, Jagakarsa.
Kondisi kali ini air menghitam dan berbau busuk, selain itu sampah plastik hingga sampah rumah tangga terlihat tersebar di sepanjang aliran kali tersebut.
“Sampah itu bukan hanya sebatas pas aliran kali, sisi kali yang berbatasan dengan rumah warga, tapi juga terjadi penampungan sampah liar disepanjang kali tersebut. Selama ini warga juga kurang peduli membuang sampah sembarangan di kali tersebut,” kata Halimah.
Bahkan ada juga rumah warga yang berada di sepanjang sisi Kali Pulo terlihat menjorok hingga menutup sebagian kali, belum lagi adanya jalan permukiman yang berada di sepanjang aliran.
Jalan tersebut semakin menyusutkan badan kali hingga hampir setengah lebar kali pada sisi hulu. Penyempitan aliran Kali Pulo yang semula melebar pada wilayah Kebagusan hingga Jalan TB Simatupang.
Sampah yang dibuang warga di Kali Pulo.(wandi)
“Kami berharap pemerintah, untuk segera melakukan normaliasasi kali tersebut. Sebab di khawatirkan jika nanti musim hujan dikhawatirkan perumahan warga akan kebanjiran karena kali tidak dapat menampung air,” tambahnya.
Sementara itu, Lurah Kebagusan, Leo Yudhantara Harahap mengakui memang kali Pulo kondisinya sudah menyempit. Itu memang sudah terjadi sejak lama, ini seiring banyaknya permukiman warga yang mengokupasi Kali Pulo, limbah hingga sampah rumah tangga dibuang ke dalam kali.
“Selain itu sejumlah industri rumahan seperti pengolahan jeans, pemotongan unggas yang berada di wilayah Pasar Lenteng Agung saat ini membuang limbahnya ke dalam Kali Pulo. Akibatnya, Kali Pulo menghitam dan berbau busuk, ditambah dengan sampah milik warga yang terbawa hingga wilayah Kebagusan,”kata Leo Yudhantara Harahap.
Meski begitu kata Lurah Kebagusan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan dalam menangani sampah di sepanjang aliran Kali Pulo. Bersama petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Kebagusan, sampah rutin dibersihkan.
Sedangkan Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Robert mengaku pihaknya akan segera mengambil tindakan untuk pengurasan. Hal ini dilakukan tujuannya untuk menambah kapasitas tampung Kali Pulo yang diketahui saat ini kondisinya dangkal dan penuh sedimentasi serta sampah..
“Kami akan segera melakukan pengurasan, saat ini saya juga sudah minta kepada seksi (pemeliharaan) dan sepuluh Satpel (Satuan Pelaksana Kecamatan), untuk melakukan pengurasan kuras semua saluran yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Ini kami lakukan mumpung musim kemarau sehingga memudahkan kita untuk membersihkannya, ,” ungkap Robert.
Terkait dengan Kali Pulo yang , meliputi wilayah Jatipadang, tepatnya mulai dari Tanggul Baswedan hingga ke arah Kebagusan, pihaknya akan melakukan penurapan. Sehingga apabila musim penghujan tiba, wilayah rawan banjir tersebut bisa bebas banjir.
Menyingung banyaknya sampah di kali tersebut, Robert meminta masyarakat agar tidak membuang sampah di kali. “Peduli dengan kondisi kali kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi. Kali bukan tempat sampah, mari kita sama-sama menjaganya jangan malah digunakan untuk membuang sampah,”imbuhnya. (wandi/tri)