JAKARTA – Profesor Dr BJ Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019), pukul 18.05 WIB. Semasa hidup dia pernah menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto, pada 21 Mei 1998. Habibie menjadi Presiden karena terjadinya reformasi yang digaungkan mahasiswa di negeri ini.
Selama menjadi Presiden, Habibie tidak mudah menjalaninya, karena situasi politik yang sedang mengeras, pendukung Soeharto masih sangat kuat, dan di sisi lain, Habibie juga punya ‘musuh-musuh’ besar, selain itu Indonesia sedang dihantam krisi ekonomi.
Habibie yang kala itu disebut-sebut hanya tahu tentang teknologi saja, namun dia melangkah memimpin negeri ini dengan keyakinan dan percaya dirinya.
Saat menjadi Presiden, Habibie disebut-sebut mendapat tekanan dari Letjen Prabowo Subianto, yang saat itu jadi Pangkostrad. Prabowo mendatangi Istana dan berusaha menekan Habibie, beruntung saat itu ada Sintong Panjaitan.
Tapi, hal itu semua sudah mendapat klarifikasi. Habibie dengan Prabowo sudah bertemu dan menjalin silaturahmi dengan baik hingga sekarang.
Di masa tuanya, sebagai senior, tokoh, dan guru bangsa, Habibie disambangi tokoh-tokoh kenamaan, tokoh muda pun sowan untuk minta wejangan dan restu.
Dengan mantan Presiden Megawati pun akrab, pun pula dengan mantan Presiden SBY, Habibie bersahabat. Dengan keluarga Gus Dur dia akrab. Ketika Jokowi menjadi Presiden, Habibie akrab bergandeng tangan dengan juniornya itu.
Boleh dikata, tak ada mantan presiden di negeri ini yang seperti Habibie, yakni bisa akrab bersua dan bersilaturahmi. Setiap kali tampil di permukaan, Habibie sperti ciri khasnya, mata bersemangat, senyum menghias di wajah, dan menebar aura optimisme.
Di acara-acara resmi kenegaraan, Habibie bisa duduk santai dan ceria bersebelahan dengan tokoh-tokoh terkemuka negeri ini. Seperti saat Jokowi pidato di Gedug MPR/DPR, Habibie duduk berdampingan dengan mantan Presiden Megawati, keduanya duduk santai dan sering bincang-bincang.
Bahkan, dalam satu kesempatan, Megawati mengusap dengan tisu muka Habibie yang mungkin sedang keringatan. Pemandangan ini menunjukkan, Habibie memang sosok yang tak suka bermusuhan, lebih senang bersahabat. Dia membuat nyaman lawan politiknya.
Bahwa Habibie disambangi oleh tokoh-tokoh atau yunior-yunior dari berbagai parpol, itu adalah fakta. Dan hal seperti ini tidak dialami oleh mantan presiden yang lainnya. Itu bisa dicek pada sosok mantan Presiden Megawati dan SBY.
Yang membedakan adalah Habibie meski masih tercatat sebagai anggota Golkar, dia tidak aktif, sedangkan mantan presiden yang lainnya, mereka masih memegang pucuk pimpinan parpol, dan tentunya karena faktor2 lain.
Habibie telah memberi contoh, lengser keprabon (lengser dari jabatan presiden) sudah tak berkiprah di politik lagi, sehingga dia menjadi bapak bangsa yang menjadi tempat bertanya atau minta restu bagi siapa pun tokoh yang datang padanya. (win)