MASIH ada ribut di mana-mana? Masih! Itu berarti sebagian masyarakat belum sadar bahwa ribut itu cikal bakal dari keretakan bangsa dan negara ini. Apalagi ributnya itu nggak jelas ujung pangkalnya. Malah ada yang hanya gara-gara hal sepele, cece remeh, bisa jadi ribut besar dan memakan korban!
“Kalau sudah begitu kan sayang ya? Ya, sayang pada tenaga dan pikiran kita terbuang nggak karuan!”ujar sahabat Bang Jalil yang selalau rajin menghubungi dirinya.
Bang Jalil manggut-manggut. Hatinya miris mendengar ada keributan di mana-mana, terutama di daerah timur sana. Bayang kan saja, para pendahulu kita susah payah menyatukan negeri ini, masa mau hancur hanya oleh segelintir manusia yang nggak bertanggung jawab?
“Kayaknya ada ya Pak Orang-orang yang manas-manasi situasi, provokator, begitu. Kayanya seneng banget kalau kita terpecah belah!” kata sang istri.
“Ya, kayaknya begitu,” ujar Bang Jalil sambil menyeruput kopi hangat yang disediakan sang istri.
“Provokator memang harus dilibas Pak! Kalau petugas nggak tegas, nanti Ibu juga bisa kumpulin emak-emak !” kata sang istri, semangat.
“Ya, tapi ibu juga jangan jadi provokator juga,” kata Bang Jalil.
“Ya, ini demi NKRI,Pak!”
“Betul, tapi serahkan saja pada yang berwajib, pasti beres!”
“Ibu gregetan, kayaknya lambat banget! Ya, udah Pak. Jangan lupa uang belanja sudah empat bulan nggak naik-naik! Kalau begini terus menerus bisa gawat nih, NKRI bisa gawat!
“Apa urusannya uang belanja sama NKRI?” tanya Bang Jalil.
“Iya dong,uang belanja kurang keluarga lapar, bisa goyah. NKRI juga goyah. Jadi NKRI harga mati! Uang belanja naik, juga harga mati!“ kata sang istri.
Bang Jalil nyengir! (massoes)