Sunday, 22 December 2019

Romansa Indah Habibie-Ainun: Ketika Kematian Tak Lagi Menakutkan

Kamis, 12 September 2019 — 9:25 WIB
BJ Habibie dan istri, Ainun Habibie. (instagram bj habibie)

BJ Habibie dan istri, Ainun Habibie. (instagram bj habibie)

JAKARTA – Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie berpulang ke rahmatullah. Ia, sejatinya, bersiap kembali menemui Ainun, belahan jiwa, yang telah berpulang ke Sang Pencipya pada 22 Mei 2010.

Ada jarak sembilan tahun yang memisahkan pasangan ini. Rencananya, hari ini, Kamis (12/9/2019), jasad Habibie akan dimakamkan di Taman Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan. Presiden ke-3 RI ini akan dimakamkan tepat di sebelah makam Hasri Ainun Besari. Pasangan penuh cinta ini pun kembali bersanding.

Kisah kasih Habibie dan Ainun adalah cerita cinta nan sempurna. Romantismenya menginspirasi banyak pasangan di dalam negeri. Cinta mereka digambarkan sempurna.

Sejatinya, cinta Habibie ke Ainun, pun sebaliknya, tidak datang pada pandangan pertama. Lelaki jenius bernama panggilan Rudy ini sudah mengenal Ainun sejak masih 12 tahun.

Ia juga tak tertarik dengan Ainun. Kalaupun Rudy ini kerap datang ke rumah Ainun, tujuannya bukan untuk menemui gadis Ainun. Melainkan belajar kepada ayah Ainun saat itu.

Bahkan saat keduanya duduk di bangku SMA yang sama, tak ada cinta di hati Habibie. Begitu luka denga Ainun.

Keduanya kemudian berpisah selepas SMA. Habibie meninggalkan tanah air untuk belajar dan bekerja di Jerman.

Sewindu lamanya berpisah, Habibie dan Ainun kembali bertemu. Sekembali dari Jerman, Habibie diajak orangtuanya bertandang ke rumah Ainun sekembalinya dari Jerman.

Saat itulah Dewi Cinta mulai bersemi. Habibie terpesona dengan Ainun. Wanita yang sempat diledeknya dengan sebutan ‘gula jawa’, sudah berubah bak ‘gula pasir’.

Rudy jatuh hati. Cintanya bersambut. Cinta menuntun Habibie-Ainun ke pelaminan pada 12 Mei 1962. Dua buah cinta lahir, yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Atas nama cinta, keduanya mengarungi hidup bersama. Baik di masa sulit maupun di saat senang. Termasuk saat Ainun harus menjalani perawatan akibat kanker di rumah sakit di Singapura. Selama itu pula Habibie setia berada di samping wanita dokter yang amat dikasihinya.

Keduanya saling menghormati, memahami dan bersumpah setia. Sekali lagi atas nama cinta.

“Kamu itu orang paling keras kepala dan paling sulit yang pernah aku kenal. Tapi jika aku harus mengulang hidupku, aku akan tetap memilih kamu,” begitu kutipan dialog Ainun dalam film Habibie dan Ainun yang menggambarkan cinta keduanya.

Namun Habibie dan Ainun tak bisa menghindari takdir. Kematian memisahkan mereka di dunia. Tanggal 22 Mei 2010 menjadi hari yang paling memilukan bagi Habibie. Wanita yang setia menemani hidupnya selama 48 tahun berpulang.

Dia berduka, sangat berduka. Air mata tak terbendung, mengiringi tubuh Ainun dikebumikan usai sakit panjang.

Meski raga terpisah, cinta Ainun tetap hidup di hati Habibie. Ia setia mengunjungi pusara kekasihnya. Setiap Jumat, bunga segar diletakkanya di makam Ainun.

Kisah cinta yang tak lekang waktu itu kini seperti dimulai lagi. Habibie berpulang menyusul belahan hatinya. Jika kematian terdahulu memisahkan, kini kematian juga yang mempersatukan Habibie dan Ainun.

“Dulu saya takut sekali mati, tapi sekarang tidak karena yang pertama menemui saya adalah Ainun,” ujar Habibie dalam acara Mata Najwa beberapa waktu lalu.

Ah, padahal sebelumnya Habibie begitu takut mati. Bukan tanpa alasan. “Kalau saya mati, siapa yang jaga Ainun, siapa yang kawani dia?” ucapnya.

Jadi, selamat jalan Habibie. Selamat bertemu kembali dengan kekasih hati. (ikbal/yp)