Thursday, 05 December 2019

Aliran Kali Baru Dangkal, Dipenuhi Puing

Senin, 16 September 2019 — 3:05 WIB
Kondisi Kali Baru yang dipenuhi puing sisa pembuangan jembatan. (ifand)

Kondisi Kali Baru yang dipenuhi puing sisa pembuangan jembatan. (ifand)

JAKARTA – Musim kemarau yang terjadi belakangan ini mulai membuat kekeringan. Salah satunya, aliran Kali Baru Timur, di wilayah Cijantung, Pasar Rebo, mulai mengalami pendangkalan, yang akhirnya mulai terlihat tumpukan puing yang sebelumnya dibuang di aliran kali.

Nanang (38), warga setempat mengatakan, sudah nyaris satu bulan aliran Kali Baru Timur dekat Jalan Pedati Selatan mengering hingga membuat dasar kali terlihat. Meski sebelumnya hujan sempat turun, namun aliran kali terus mengering.

“Sudah beberapa minggu ini kering, sampai kelihatan dasarnya seperti itu. Di sepanjang kali, hanya ini yang terlihat dasarnya,” katanya, Minggu (15/9/2019).

Dikatakan Nanang, pendangkalan terjadi karena banyaknya puing sisa pembangunan dan lumpur sisa pembangunan yang tak diangkut usai pengerjaan. Pasalnya, beberapa waktu lalu, sempat ada pembangunan jembatan di lokasi itu.

“Dulunya ini dalam, tapi karena banyak lumpur dan puing jadi dangkal. Kan suka ada tuh pengerjaan proyek yang buang puing ke kali, nah puing itu bikin dangkal kali,” ujarnya.

Atas pendangkalan itu, Nanang menyebut disebabkan dari puing dan lumpur. Karena menurutnya, selama ini personel UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI rutin mengangkut sampah dari Kali Baru Timur. “Kalau sampah sih tiap hari ada yang ambil, cuma ini puing dibuang sembarangan,” tuturnya.

Nanang menyebut sebelum ada pembuangan puing aliran Kali Baru Timur, nyaris tak pernah mengering. Hal itu juga terjadi saat musim kemarau panjang melanda kala itu. “Ini yang bikin jadi dangkal gara-gara puing. Padahal kan seharusnya ada pengerukan kali, ini malah buang puing di kali,” tambahnya.

Beruntung, kata Nanang, dampak pendangkalan belum sampai mempengaruhi pasokan air warga bermukim di sekitar Kali Baru Timur. Terlebih, hingga saat ini masih banyak warga disekitarnya yang menggunakan air tanah. “Kalau air alhamdulillah masih cukup, jadi pendangkalan ini belum dirasakan warga,” ungkapnya. (ifand/ys)