Friday, 06 December 2019

Sepekan Berjalan Kadishub DKI Klaim Perluasan Ganjil Genap Efektif

Senin, 16 September 2019 — 14:42 WIB
dokumentasi/toga

dokumentasi/toga

JAKARTA –  Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengklaim selama sepekan kebijakan perluasan ganjil genap diterapkan mampu mengurangi tingkat polusi udara dan kinerja lalu lintas semakin semakin membaik.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah memperluas kebijakan ganjil genap menjadi 25 ruas jalan sejak 9 September 2019. Kebijakan ini selain untuk memperbaiki kualitas udara sekaligus mengurangi angka kemacetan di sejumlah ruas jalan Ibu Kota.

Sejak diberlakukan kebijakan ini, angkutan umum Transjakarta dari total 192 trayek yang dioperasikan pada wilayah ganjil genap jumlah penumpang mengalami kenaikan sebesar 16,46 persen dari 475.442 penumpang per hari menjadi 569.086 penumpang per hari.

syafrin liputoKepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo.(yendhi)

Kinerja lalu lintas rata-rata pada koridor ganjil genap mengalami peningkatan dari 25,65 km/jam menjadi 28,16 km/jam atau sebesar 8,93%. Waktu perjalanan rata-rata pada koridor ganjil genap menjadi lebih cepat dari semula 16,92 menit menjadi 14,91 menit atau lebih efisien 11.88%.

“Naik 16,46 persen (penumpang Transjakarta), kemudian kilometer nya naik 9 persen dari rata-rata 25 km/jam menjadi 28,16 km/jam. Waktu tempuh semula 16 menit menjadi 14,91 menit. 13 persen. Volume lalin selama pelaksanaan menurun 25,24 persen,” kata Syafrin di Balaikota DKI Jakarta, Senin (16/9/2019).

Sementara kualitas udara berdasarkan pemantaun di Stasioner Bundaran Hotel Indonesia (HI) rata-rata konsentrasi PM 2,5 mengalami penurunan sebesar 13,66 persen. Sementara hasil pemantauan di stasioner Kelapa Gading rata-rata konsentrasi PM 2,5 mengalami penurunan sebesar 14,29 persen.

“Kualitas udara meningkat untuk Bundaran HI turun 14 persen juga Kelapa Gading turun 14,46 persen. Dari lalin, kinerja udara jadi meningkat. Saya lihat air visual, jumat jam 6 sore kualitas PM 2,5 kita 26,62 mikrogram, itu artinya baik banget,” ungkap Syafrin.

Dia menyampaikan bahwa hasil positif dari kebijakan ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang memberikan dukungan salah satunya dengan beralih ke transportasi umum. Syafrin berharap agar tren positif ini terus berjalan karena akan berdampak baik bagi warga Jakarta termasuk warga Bodetabek yang beraktifitas di Ibu Kota.

“Oleh sebab itu ada dua hal yang dilakukan Pemprov kita melakukan manajemen terhadap sumber pencemaran  dalam hal ini kendaraan bermotor. Kedua kita meningkatkan kapasitas angkutan umum. Jadi kapasitas angkutan umum kita push untuk integrasi seluruh angkutan umum yang ada. Kemudian kita tingkatkan kualitas sesuai layanan yang ada,” tandas Syafrin. (yendhi/tri)