ASNAWI, 50, memang peselingkuh berdarah dingin. Bawa perempuan ke kamarnya, tenang saja tanpa takut diomeli istri. Tapi Ny. Marisah, 45, lama-lama jengah juga. Saat suami mau pergi ketemu WIL-nya, kunci motor disembunyikan.
Asnawi ngamuk, istrinya dihajar sampai babak belur. Jahat!
Ada yang mengibaratkan, orang punya WIL itu seperti orang jajan di rumah makan. Silakan jajan sekenyang-kenyangnya, tapi piring jangan sampai dibawa pulang.
Tapi jika praktisinya berdarah dingin, “kosensus” tak tertulis itu tak dipatuhi benar. Tak peduli dikatakan orang cari penyakit, ada juga yang sengaja bawa “piring”-nya ke rumah. Ini kan sama saja menciptakan konflik baru, karena istri pasti ngamuklah, sebab tak sudi cinta suami dibagi-bagi macam sembako.
Asnawi warga Bogor, ternyata gede juga nafsunya soal perempuan. Meski ada istri dan anak-anak mulai berangkat dewasa, tanpa sungkan dan malu masih berpetualang cari hiburan gaya lelaki.
Bukan mabuk-mabukan minum bir, tapi memelihara WIL. Awalnya memang diam-diam, tapi lama-lama jadi semakin transparan saja, mentang-mentang di era keterbukaan.
Padahal, meski kepala rumahtangga, tapi Asnawi bukan penyandang dana rumahtangga sepenuhnya. Dia pekerja musiman, sementara istrinya punya usaha.
Jadi selama ini jika pergi sama WIL, anggarannya bukan dari dana operasional suami, melainkan masuk APBD rumahtangga. Tapi karena tak tahu, Ny. Marisah tak mempermasalahkan.
Lama-lama ada warga yang memberitahukan, selama istri di tempat usahanya, dan anak-anak sibuk di sekolah, Asnawi sering membawa perempuan ke rumah.
Hwadooohh..ha trus apa yang dilakukan Marisah? Ndak mungkin diem aja. Baca kelanjutannya nanti sore ya, pukul 16:16 teng! (gunarso ts)