Thursday, 05 December 2019

Mencla–mencle

Senin, 30 September 2019 — 7:15 WIB

Oleh Harmoko

ADA pepatah mengatakan sukses adalah tentang konsistensi. Mengapa? Karena hidup adalah  perjalanan yang panjang, bukan intensitas, tetapi konsistensilah yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Tak ada sukses yang dapat diraih secara instan dalam satu malam, kecuali yang dilakukan secara sungguh – sungguh dari waktu ke waktu.

Ide hebat boleh segudang, tetapi jika tidak dijalankan secara konsisten, sebagus apa pun ide yang dipunyai hanya merupakan impian panjang tanpa realita.

Banyak tokoh dunia meraih sukses karena dimulai dari hal – hal kecil, tetapi karena dilakukan secara konsisten, jadilah besar. Sebut saja Bill Gates (CEO Microsoft), David Crush (CEO Virgin) dan Presiden Amerika Barrack Obama.

Menurut sejumlah literatur, hal yang patut dicontoh dari ketiga tokoh berpengaruh dunia ini adalah kebiasaannya dalam memulai hari dengan membaca bacaan berkualitas. Kebiasaan itu dilakukan secara konsisten hingga menyatu di dalam dirinya.

Begitu juga dengan para olahragawan. Menjadi hebat karena konsisten dalam hal berlatih hingga selama pertandingan.
Dalam perlombaan maraton, biasanya yang selalu menang adalah yang tetap konsisten. Posisi start boleh paling awal, tapi tanpa konsistensi pada kecepatan dan energi, kemungkinan kalah akan lebih besar.

Pesepakbola dunia, David Villa menjadi hebat karena menerapkan sikap disiplin dan konsistensi sejak masih kanak- kanak. Pada usia 4 tahun, setiap sore Villa berlatih menendang bola dengan kaki kirinya ( karena kaki kanan cidera cukup parah). Bertahun – tahun lamanya ia konsisten melatih kaki kirinya sampai kaki kanannya sembuh. Hasilnya, teruji tendangan kaki kiri Villa sangat kuat, akurat dan sekuat kaki kanannya.

Dari sejumlah kisah, sukses tokoh dunia ini mengajarkan bahwa konsistensi adalah kunci bagi setiap orang yang ingin menggapai prestasi tertinggi.Apa pun profesinya, baik itu pengusaha, politisi, pegawai negeri hingga pejabat negeri.

Bagi pengusaha agar usahanya maju dan berkembang, bagi politisi agar tiada henti membela kepentingan rakyat, bagi aparatur sipil negara agar meningkatkan pengabdian, sedangkan bagi pejabat agar semakin amanah, konsisten menelorkan kebijakan yang pro-rakyat.

Konsisten berarti tetap pendirian, tidak berubah –ubah, taat asas. Bermakna pula selaras antara perbuatan dengan ucapan. Di dalamnya ada upaya yang dilakukan secara terus menerus dan sungguh- sungguh. Ada keteguhan hati untuk menjalankannya dengan senantiasa menyelaraskan perbuatan dengan ucapan.

Sebaliknya disebut inkonsisten bilamana tidak melakukan pekerjaan secara sungguh- sungguh. Perbuatan tidak selaras dengan perkataan, sering berubah – ubah alias  “*mencla – mencle*” atau “pin* – plan.”*
Sikap tidak konsisten dalam peribahasa Jawa sering digambarkan sebagai “ *esuk tempe, sore dele,*” – pagi tempe, sore kedele. Seseorang yang tidak teguh di dalam pendirian. Pagi bilang iya, sore berkata tidak. Atau sebaiknya.

Sikap yang demikian, selain merugikan banyak orang , juga merusak pergaulan dan kehidupan bermasyarakat. Lebih- lebih bagi pejabat publik. Selain dapat  menurunkan tingkat kepercayaan rakyat, juga akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, kita semua tahu bahwa martabat dan harga diri pemimpin ( pejabat) terletak pada sejauh mana ia jujur dan konsisten dalam bersikap dan bertindak.

Kita berharap, apa pun situasinya seperti sekarang ini, sikap konsisten hendaknya tetap menyatu dalam jati diri seseorang apa pun profesinya.
Terutama keteladanan dari para aparat, politisi, dan pejabat negeri.
Sikap tidak konsisten selain dapat menimbulkan keraguan dan kebimbangan  juga kebingungan yang pada akhirnya membuat suasana menjadi kurang kondusif.

Era sekarang ini diperlukan sikap konsisten untuk menyejukkan situasi dan suasana dalam membangun negeri.
*Pertama*, konsisten dalam perkataan. Maknanya tegas dalam ucapan sesuai dengan kebenaran yang diyakini tanpa mengubahnya demi suatu keuntungan, yang bertentangan dengan kebenaran
*Kedua*, konsisten dalam perbuatan, yakni mantap dalam melaksanakan suatu pekerjaan.Tidak perlu ragu, takut, atau cemas oleh, atau pada, sesuatu.
*Ketiga*, konsisten dan permanen. Artinya teguh dalam bersikap dan bertindak yang sesuai dengan norma dan etika serta budaya.
*Keempat*, konsisten dalam niat. Memantapkan hati dengan penuh kesadaran tinggi menuju terciptanya kebenaran dan kejujuran demi kemajuan bangsa.

Mari kita bersikap konsisten mulai dari diri sendiri. Awali dari hal – hal yang kecil, sederhana sehingga yang besar dan luar biasa. Bismillah..(*).