ISTRI merupakan asset paling berharga ketimbang harta. Karenanya Anwar, 40, naik pitam ketika dengar kabar istrinya, Fatimah, 35, diselingkuhi Markadi, 35, tetangga sendiri. Tapi sangat disayangkan, Anwar main hakim sendiri. Tanpa tabayun dan klarifikasi, Markadi ditebas lehernya sampai tewas.
Untuk daerah Aceh yang menjalankan syariat Islam terbatas, resikonya berat bagi para praktisi selingkuh. Tak sampai dirajam memang, tapi dua-duanya dicambuki di depan publik, apa tidak malu? Ini memang untuk shok terapi. Enaknya nggak seberapa, tapi malunya nggak ketulungan.
Markadi warga Labuhan Haji, agaknya tak peduli dengan ancaman itu. Pertimbangannya mungkin, dianalogikan dengan buah-buahan. Asal dikemas dengan rapi, baunya pasti takkan ke mana, sehingga tak ketahuan. Memangnya duren?
Sudah beberapa waktu lamanya dia menjalin asmara dengan Fatimah, bini Anwar tetangga sendiri. Terus terang, bini tetangga ini memang muda dan cantik, sehingga wajar saja banyak lelaki lain yang tertarik. Tapi kebanyakan hanya mengagumi saja, sebab bini tetangga itu ibaratnya ikan hias di akuarium. Kita hanya bisa menikmati keindahanya belaka.
Tapi bagi Markadi, biar ikan hias, kalau pintar mendekati, bisa juga digoreng dan pasti gurih, apa lagi bila dimasak asam manis. Dia berani mengatakan demikian, karena Fatimah memang memberi lampu hijau.
Ibarat KA, sinyal sudah menyala, tinggal masuk spor satu atau dua. Tapi awas, periuk gandar harus terikat, tak peduli ada semboyan 35!
Markadi gimana sih, mainnya kurang jauh ini. Mau buah dikemas bagaimanapun kalo begitu deket ya bau busuk cepet kecium paaakk…
Lanjutannya nanti sore ya, lur. Pukul 16:16 teng! (gunarso ts)