Thursday, 05 December 2019

Namanya Barang Colongan Bagaimana Dapat Dipuaskan?

Selasa, 1 Oktober 2019 — 16:16 WIB
NID-01-10

Jadi ceritanya, Parno ini makhluk omnivora alias pemakan seganya! Dalam Namanya Barang Colongan Bagaimana Dapat Dipuaskan? jelas bahwa pria setengah abad ini rakus, nggak tahan godaan gudeg eh tetangga sebelah. 

Padahal jelas bahayaa…

Jadi ketika suami Waningsih sedang mencangkul ke sawah, di rumah Waningsih “dicangkul” Parno dengan  penghayatan. Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam, menanam padi di kebun orang. Ambil cangkulmu……begitu kata Parno kalau boleh berimprovisasi.

Usia pas baru kepala lima, memang pelayanan Parno masih prima. Tapi itu hanya pada awal-awalnya. Lama-lama IP-nya menurun, dari 4 ngedrop ke 2. Maka Waningsih mengritiknya, kok makin ke sini kok semakin menurun?

Apa jawab Parno? “Namanya juga makan mangga colongan, barang sedikit bagaimana mau puas. Kalau mau puas yang sama pasangan sendiri dong!” kata Parno beranologi.

Benar juga kata Parno, sehingga Waningsih menganggapnya itu sebagai guyonan belaka. Tapi lain hari pas suami ke sawah, dia mengajak Parno lagi. Celakanya, semakinm ngedrop saja, kalau mahasiswa IP-nya begitu pasti di-DO dia.

Maka setelah selesai berhubungan, dia ngomel-ngomel di depan pintu kamar mandi. Katanya, kok seperti iklan TV saja, durasinya cepet banget.

Dikatakan demikian ternyata Parno tersinggung berat. Kebetulan di situ ada batu lumayan gede. Langsung saja diambil dan dikeprukkan ke kepala Waningsih, tentu saja langsung ambruk mandi darah dan tewas. Sedangkan Parno langsung pulang, seperti tisdak terjadi apa-apa.

Suaminya tentu saja kaget melihat istrinya terkapar tewas di kamar mandi. Awalnya menduga istrinya terjatuh. Tapi setelah polisi turun tangan, banyak ditemukan kejanggalan. Berdasarkan pengemangan, diketahui oleh para tetangga bahwa Parno-Waningsih sering bertemu.

Sidik jari di baju korban, ternyata milik Parno. Langsung saja dia ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengaku tersinggung karena diomeli Waningsih pasca berhubungan intim.

Bagaimana kalau dibilang seperti ayam, makin kalap dia. (gunarso ts)