Thursday, 05 December 2019

Pidato Perdana Ketua MPR: Banyak Generasi Menyukai Ideologi Lain daripada Pancasila

Kamis, 3 Oktober 2019 — 23:39 WIB
Bamsoet jadi Ketua MPR (timyadi)

Bamsoet jadi Ketua MPR (timyadi)

JAKARTA –  Ketua MPR RI Bambang Soesatyo   mengatakan,  bahwa dirinya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk memimpin MPR RI Periode 2019-2024.

“Tugas ini adalah amanah mulia yang menuntut tanggung jawab yang harus kami tunaikan. Insya Allah dengan dukungan semua anggota amanah ini akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya, sehingga lembaga ini dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal,” kata Bamsoet dalam pidato perdananya, Kamis (3/9/2019).

Dengan 10 pimpinan, MPR periode ini, lanjutnya,  mensyaratkan adanya sinergi dari setiap perwakilan. Oleh karena itu, kami berharap sikap gotong royong selalu terbina dari tiap-tiap anggota dalam upaya menjalankan tugas dan fungsinya.

Musyawarah mufakat adalah nilai-nilai luhur dalam Pancasila yang harus selalu dikedepankan dalam proses pengambilan keputusan di lembaga yang terhormat ini. Dengan demikian, MPR hari ini terbuka sebagai ruang hangat untuk mengkaji berbagai gagasan mengenai persoalan bangsa dan Negara.

“Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga Negara yang mencerminkan penjelamaan seluruh rakyat Indonesia. Di lembaga ini berhimpun anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang mewakili partai-partai politik dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang mewakili daerah-daerah seluruh Indonesia,” ucapnya.

Karena itu, bebernya,  mari jadikan MPR sebagai Rumah Kebangsaan, tempat untuk membicarakan masalah-masalah mendasar dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rumah untuk mengamankan ideologi Pancasila, melaksanakan Konstitusi, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengawal tegaknya kehidupan yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

“Tekad dan semangat untuk melaksanakan ideologi Pancasila tidak boleh pudar, melainkan harus tetap menyala dan terus kita mantapkan. Tantangan yang kita hadapi semakin bertambah berat, karena banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal Pancasila. Bahkan ada diantara mereka yang lebih menyukai ideologi lain daripada Pancasila. Sehingga banyak ditemukan adanya tindakan intoleran serta sikap dan perilaku yang semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila,” ucapnya.

Karena itu, MPR ke depan diharapkan mampu menunjukkan eksistensinya dalam mengatasi persoalan-persoalan ideologis di tengah masyarakat.

Tugas ini termaktub dalam revisi UU MD3, yakni memasyarakatkan empat pilar: UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Melihat perkembangan dunia global dan pesatnya teknologi informasi, MPR  diharapkan menjadi lembaga terdepan memimpin penguatan Empat Pilar Indonesia secara luas.

“Oleh karena itu, kami sangat berharap, tugas yang cukup berat ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh anggota MPR, yang juga berperan sebagai agen Empat Pilar di daerah pemilihannya masing-masing,” katanya. (rizal/win)