LAHIR dan dibesarkan dari keluarga polisi, membuat Didik Purwanto berita-cita menjadi anggota Korps Bahyangkara. Tak sulit baginya menjadi anggota Polri. Sejak duduk di SMA dia sudah berlatih fisik dan melalap semua buku ilmu pengetahuan plus bimbingan sang ayah, anggota Polri. Lulus SMA dia pun diterima menjadi taruna Akpol.
Pada 2003, cita-cita Didik meneruskan tradisi di keluarga besarnya ayahnya tercapai. Dia resmi menjadi insan Tribrata dengan pangkat Ipda. Memulai tugas di lingkungan Brimob, membuat karier bapak dua anak ini terbilang cemerlang. Berbagai jabatan di keresersean dia sandang hingga akhirnya 2011 dia lulus dari pendidikan PTIK.
Dengan pangkat Kapten, Didik dipercaya sebagai Kapolsek Bogor timur lalu Kasatreskrim Polres Cirebon. Satu setengah tahun kemudian digeser jadi Kasatreskrim Polres Kota Bogor. Kini dengan pangkat Kompol, Didik dipercaya menjadi Wakapolres Bogor. Pengalaman bertugas di ‘Kota Hujan’, dengan dinamika masyarakat kritis dan kesibukan beraktivitas, membuatnya melakukan terobosan.
SATU ATAP
“Saya geber pelayanan prima satu atap,” ujarnya. Sarana dan prasarana dia benahi. Terutama SDM dengan dibekali pemahaman tentang makna dan kinerja Polri Promoter, yani Profesional, Moderen dan Terpercaya. Dia terapkan zona integriras, wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM). “Terpenting berikan kepastian kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan,” katanya.
Disebutkannya, kemudahan-kemudahan masyarakat, seperti mengurus SIM, SKCK, Sidik Jari dan pelayanan pelaporan masyarakat. Selain itu menggiatkan program yang dinamakan Analisis Evaluasi Satu Atap. “Program ini masih baru, Kami libatkan warga dalam memecahkan masalah Kamtibmas di lingkungannnya,” katanya.
Di program ini, akan rutin menggelar ‘ngeriung bareng’ bersama RT/RW, kades, kapolsek, danramil, camat, DPRD, dan toko masyarakat dan agama. “Di sini, masyarakat diminta memetakan kerawanan di lingkungan lalu dicarikan solusi bersama. Nah, masukan itu kami tindaklanjuti, artinya penyelesaian masalahnya berbasis pada keinginan masyarakat,” jelas Didik.
JALANKAN AMANAH
Misalnya, di lingkungan warga rawan begal, polisi diminta rutin patroli dan razia. “Kami harus jalankan amanah itu,” tandasnya. Mantan Wakapolres Subang ini yakin program tersebut akan menyelesaikan berbagai persoalan Kamtibmas. Syaratnya, masyarakat aktif dan peduli dengan lingkungannya, bukan berkeluh kesah, dan marah.
“Seberat apa pun masalah, pasti ada solusinya. Kuncinya, sabar, bersukur dan berdoa serta jangan lupa tersenyum, sebab ibadah paling murah senyum,” tukasnya. (yopi/iw)