MUSIM kemarau kekeringan, musim hujan kebanjiran itulah yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Jakarta. Ada pendapat yang mengatakan banjir tahunan dan lima tahunan di Jakarta dan sekitarnya merupakan fenomena alam akibat musim penghujan.
Jika sudah rutin terjadi, tentu saja fenomena ini hendaknya sudah dapat dicegah, setidaknya banjir tidak semakin parah. Maknanya, banjir dapat teratasi, jika wilayah genangan dari tahun ke tahun semakin berkurang dan lama genangan semakin singkat, air cepat surut. Sebaliknya jika wilayah genangan kian bertambah, menandakan penanganan banjir belum ada peningkatan yang signifikan.
Kami meyakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengantisipasi sejak dini menyongsong datangnya musim hujan dengan menyiapkan segala peralatan dan perangkat pendukungnya. Termasuk pengerahan petugas (SDM).
Gubernur Anies Baswedan sendiri telah memerintahkan Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup, membersihkan seluruh pintu air dari sampah untuk memastikan sampah tidak menyumbat aliran air di 13 sungai yang mengelilingi Jakarta. Begitu pun seluruh alat kendali banjir seperti pompa air harus dipastikan dalam kondisi siaga. Ini penting karena acap terjadi, mesin pompa di beberapa lokasi tidak berfungsi secara maksimal.
Kita tentu mengapresiasi langkah Pemprov DKI yang telah mengantisipasi datangnya musim hujan dengan melakukan sejumlah upaya mencegah banjir. Keyakinan Jakarta mampu mengatasi banjir akan memberikan ketenangan kepada warga masyarakat.
Meski begitu warga yag bermukim di daerah langganan banjir, khususnya di bantaran kali, harus tetap waspada.
Hujan deras di wilayah Bogor dan sekitarnya, termasuk beberapa di Jakarta, Selasa (9/10/2019) membuat wilayah bantaran kali Ciliwung terkena imbasnya. Seperti yang dialami warga Kelurahan Kebon Pala, Jatinegara, dan Balekambang, Kramatjati, Rabu (9/10/2019), dimana air bah kiriman dari Bogor menggenangi rumah mereka pukul 04:00 hingga ketinggian 70 cm. Memang genangan air cepat menghilang karena baru pertama turun hujan setelah kemarau panjang, tetapi antisipasi puncak musim hujan perlu dilakukan.
Ini sejalan dengan kondisi sekarang, dengan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur yang membentang di beberapa daerah bantaran kali, dan sejumlah lokasi lain yang berdampak kepada bertambahnya titik genangan baru. Tentu, dinas terkait telah membuat saluran baru, tetapi pengalaman menyebutkan bahwa banjir di Jakarta, satu penyebabnya akibat buruknya sistem drainase yang telah ada. Selain curah hujan yang sangat tinggi baik di Jakarta maupun air kiriman dari Bogor – Puncak – Cianjur yang mengaliri 13 sungai di Jakarta. Belum lagi, jika air laut pasang. Mari semua pihak bersiaga mencegah banjir. (*)