JAKARTA – Sekjen relawan Rumah Jokowi (RJ) Omar Aram mengkritisi keputusan PT Pertamina yang mendirikan anak usaha di Singapura bernama Pertamina Internasional Marketing and Distribution (PIMD). Perusahaan ini dikhawatirkan akan menjelma seperti Pertral yang menjadi sarang mafia migas.
“Petral dibubarkan berdasarkan rekomendasi Tim Anti Mafia Migas karena menjadi sarang mafia migas yang hanya memburu rente,” kata Omar di Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Mengenai penjelasan Pertamina bahwa PIMD berbeda dengan Petral, Omar meragukannya. Menurut Omar, dulu awal dibentuk, Petral ditugaskan menjual minyak mentah ke pasar internasional.
Pada kenyataannya justru menjadi satu-satunya trading arm yang hanya impor crude untuk kilang Indonesia dan mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Omar menyarankan sebaiknya Pertamina lebih memperhatikan program-program kerakyatan, seperti Pos BBM Desa (Pomdes).
“Sesuai janji Presiden Jokowi yang ingin meningkatkan perekonomian umat. Dengan hadirnya Pomdes berarti akan membuka peluang masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan,” tuturnya.
“Saling berbagi kesempatan supaya sama-sama maju. Program Pomdes harus didukung, bukan dianaktirikan,” tukas Omar.
Berbasis Desa
Omar menjelaskan, Pomdes adalah sebuah inisiatif ekonomi ekosistem berbasis desa. Warga desa diberi peluang usaha dengan fasilitas kredit usaha untuk menjadi retailer BBM, elpiji, pulsa, sembako, dan e-commmerce untuk memasarkan produk unggulan desa.
Sebelumnya, PT Pertamina menyebut pendirian PIMD bukan untuk menggantikan Petral. VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan Petral merupakan trading arm Pertamina dalam impor minyak mentah untuk kebutuhan domestik.
‘Sedangkan PIMD merupakan trading arm untuk menjual produk Pertamina maupun produk pihak ketiga di pasar internasional. (tiyo/win)