Thursday, 05 December 2019

Dibagi 3 Ring, 31 Ribu Personel Gabungan Diterjunkan untuk Pengamanan Pelantikan Presiden

Selasa, 15 Oktober 2019 — 17:13 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono. (firda)

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono. (firda)

JAKARTA – Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024 akan dilaksanakan di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Untuk memastikan pelantikan tersebut berjalan dengan lancar dan aman, Polda Metro Jaya menyiapkan 31 ribu personel gabungan. Personel gabungan itu terdiri dari TNI, Polri dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, puluhan ribu personel gabungan diterjunkan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat termasuk tamu negara asing ysng akan menghadiri acara pelantikan.

“Dengan adanya pelantikan tersebut, untuk menjaga harkat dan martabat negara karena diliput media asing dan juga dihadiri oleh pimpinan negara-negara sahabat dan negara asing, dari Polda Metro Jaya sudah menyiapkan ada sekitar 31.000 personel gabungan,” ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2019).

Nantinya personel gabungan itu akan dibagi dalam tiga ring pengamanan. Ring pertama, yakni ruangan pelantikan di gedung DPR RI, Jakarta Pusat. Dalam ring pertama akan dijaga oleh personel Paspampres.

“Ring kedua di kawasan gedung DPR, di sana ada TNI dan Polri yang menjaga. Kemudian, ring ketiga juga ada di sekitar kawasan gedung DPR, TNI dan Polri juga yang menjaga di sana,” jelas Argo.

Tak hanya penjagaan di dalam dan sekitar lokasi Pelantikan saja, polisi juga akan turut memberikan pengawalan bagi tamu negara yang akan hadir dalam acara tersebut.

Ia berharap, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden nanti dapat berjalan dengan lancar. Sehingga dapat  memberikan contoh negara demokrasi yang baik bagi dunia internasional.

Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar gedung DPR RI. Namun Argo mengatakan, rekayasa lalu lintas itu bersifat situasional.

“Kemudian untuk lalu lintas nanti situasional dan sudah direncanakan oleh Ditlantas. Nanti kita akan melihat situasi seperti apa,” kata Argo. (firda/win)