Thursday, 05 December 2019

Apjati Sambut dan Siap Bekerja Sama dengan Menaker Ida Fauziah

Rabu, 23 Oktober 2019 — 12:09 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. (rihadin)

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. (rihadin)

JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) menyambut dan siap bekerja sama dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah dalam mewujudkan visi Presiden Jokowi yang menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas utama.

Ketum Apjati Ayub Basalamah di Jakarta, Rabu (23/10/2019) mengatakan,  Ida adalah pilihan tepat Presiden dan merupakan sebuah inovasi berani dengan memilih perempuan sebagai menteri tenaga kerja.

“Boleh jadi pendekatan keibuan akan mempermudah komunikasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjadikan manusia Indonesia sebagai SDM yang unggul dan mampu bersaing di pasar kerja internasional,” kata Ayub.

Terlebih lagi visi Presiden membangun SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kata Ayub, merupakan pilihan tepat karena hanya dengan SDM unggul suatu bangsa bisa maju dan mampu bersaing dengan negara lain.

Ketum Apjati Ayub Basalamah  Ketua Umum Apjati Ayub Basalamah.(tri)

“Apjati siap bekerja sama sebagai mitra pemerintah untuk meningkatkan kualitas pekerja melalui pelatihan berkualitas, bersertifikasi agar mampu menjawab tantangan dunia kerja,” tegas Ayub.

Dia juga menyatakan siap bekerja sama untuk melanjut pembukaan lapangan kerja baru seperti yang sudah dirintis Menaker sebelumnya, yang juga melibatkan kementerian luar negeri, DPR dan instansi terkait lainnya.

Di sisi lain, Apjati siap merespon inovasi baru Ibu Menaker dalam meningkatkan kualitas dan penempatan pekerja migran di luar negeri. Indonesia adalah negeri yang dianugerahi Tuhan yang maha kuasa dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, begitu juga dengan sumber daya manusianya (SDM).

SDA menjadi andalan untuk mesejahterakan rakyat, begitu juga dengan SDM. Pekerja migran merupakan sumber devisa yang sangat potensial, dimana dalam semester pertama saja diperkirakan remitensi dari pekerja migran Rp12 triliun lebih.

“Angka ini akan berlipat-lipat lagi jika peluang kerja dibuka lebar tanpa mengabaikan kualitas. Pekerja kita disenangi di luar negeri karena rajin, tangguh, sopan dan ramah,” kata Ayub. (tri)