JABATAN menteri itu hak prerogatif Presiden, maka akan pilih si Polan atau si Noyo, terserah beliaunya. Tapi dalam pengumuman Kabinet Indonesia Maju (KIM) kemarin, banyak yang ternyata di luar isyu selama ini. Maka masuknya Fahrul Razi sebagai Menag dipertanyakan NU, dan lewatnya Susi Pujiastuti juga kecewakan netizen.
Politisi duduk di elit parpol itu punya harapan, bisa jadi pejabat publik. Kalau tidak duduk di DPR, jadi Kepala Daerah atau Menteri. Tapi tak semua cita-cita itu dikabulkan Allah Swt. Ada yang kepengin jadi anggota DPR, sudah menang tahu-tahu direbut orang karena digugat di pengadilan dan dinyatakan kalah.
Ada pula pengin jadi bupati atau gubernur biar menjadi agen perubahan melalui Pilkada. Tapi begitu kalah dan bangkrut, gagal jadi agen perubahan malah jadi agen gas melon atau pulsa. Paling menyedihkan, ramai diisyukan masuk kabinet KIM, ternyata tak dipanggil ke Istana, padahal hem putih dan celana hitam sudah disiapkannya.
Nama AHY dan Yusril Ihza Mahendra, termasuk tokoh yang jadi korban isyu itu. Sebagai Waketum Demokrat dan putra SBY lagi, dia masuk dalam pusaran isyu masuk kabinet Jokowi. Dalam kolom “Mari bantu Jokowi cari menteri” dia memperoleh dukungan 21 persen di bawah Erick Tohir untuk jadi Menpora. Tapi faktanya, yang lolos ke KIM hanya Erick Tohir.
Meski Jubir Istana Mochtar Ngabalin pernah “membocorkan” bahwa AHY masuk kabinet, ternyata pepesan kosong. Tapi jika dikaitkan dengan warning PDIP bahwa Jokowi jangan ambil menteri yang berniat Nyapres 2024, layak saja AHY tereleminasi. Sebab SBY selaku ayah sangat berharap putra sulungnya bisa meneruskan dinasti Cikeas.
Yusril Ihza Mahendra juga termasuk tokoh yang diisyukan masuk kabinet Jokowi. Sebagai pengacara Capres 01, kurang apa dekat Yusril dengan Jokowi. Tapi faktanya terlewatkan juga. Tapi bagi dia yang sudah beberapa kali jadi menteri, gagal jadi menteri kecil mah itu!
Tidak masuknya Susi Pujiastuti sebagai menteri lagi, sungguh di luar dugaan netizen. Menteri berprestasi seperti dia kenapa masuk kotak? Netizen khawatir, para pencuri ikan bersukacita Susi tak dipakai lagi. “Aha, tanpa menyogok Susi Rp 5 triliun, sekarang dia berhenti dengan sendirinya,” begitu kira-kira kata para pencuri ikan itu.
Tak kurang menimbulkan kontroversi, adalah masuknya Jendral TNI (Purn) Fahrul Razi sebagai Menag. Ketua PBNU Robikin Emhas sangat menyesalkannya, kenapa di kala Indonesia melawan paham radikal, kok Menagnya bukan ahli agama?
Padahal mantan Wapres JK mengatakan, Fahrul Rozi itu jendral yang alim, di Makasar dulu sering salat bareng, dan dia pintar khotbah. Kata Jokowi, dia dipasang sebagai Menag justru bersama Mendagri Tito Karnavian dan Menhan Prabowo harus memerangi paham radikal dan gerakan khilafah. (gunarso ts)