LADANG mencari pahala. Itulah yang dilakukan anggota Polri ini dalam menjalankan tugas. Sebagai anggota Bhabinkamtibmas dinilai paling mudah memberikan pertolongan bagi masyarakat. “Saya menikmati tugas ini sebagai ladang ibadah, sebab langsung menyentuh masyarakat, berinteraksi, dan berikan pelayanan maksimal,” kata Aiptu Fudji Rachmadi.
Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur ini hampir tiga tahun mengemban tugas tersebut. Dari semua satuan yang pernah dijalani, berdinas di Satbimmas paling berkesan. “Sebagai garda terdepan polisi, saya harus mampu memberikan pelayanan terbaik. Tugas di Satbimmas sebagai ibadah, sebab bisa langsung membantu masyarakat. Nilai ibadahnya tidak dicari, namun datang sendiri. Apalagi di Jakarta ini masalah pasti ada saja,” ujarnya.
Aiptu Fudji bangga bisa bergabung dengan Korps Bhayangkara. Semua pekerjan itu ibadah dan sejatinya tidak dijadikan beban. Jalankan saja sesuai tugas pokok dan fungsinya, tanpa pamrih dan ikhlas. Insya Allah menjadi ibadah dan mendapat pahala,” ujarnya. Tak heran, sikap kerjanya seperti ini, membuat Aiptu Fudji mendapat sejumlah penghargaan.
Mulai dari juara terbaik ke tiga bulan polmas tingkat Polda Metro Jaya hingga Bahaninkamtibmas terbaik tingkat Polres Jakarta Timur. “Alhamdulillah penghargaan itu saya jadikan motivasi agar menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
INSINYUR
Bapak tiga anak ini, menjadi polisi tak pernah ada dalam benaknya. Sejak SMA dia mendambakan menjadi insinyur. “Cuma nasib dan takdir berkata lain, saya pun menjadi insan Tribrata. Alhamdulilha yang sudah mengabdi hampir 24 tahun, tanp cela,” tutur Fudji.
Sejak SMA dia tinggal bersama neneknya di kampung halamannya di sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah. Setelah lulus 1992, dia diminta orangtuanya kembali ke Jakarta melanjutkan hidup dengan bekerja. “Kala itu bapak langsung menyuruh saya daftar polisi. Padahal saya ingin kuliah mengambil juusn arsitektur,” ujarnya.
Namun, orangtuanya tak punya uang, sehingga dia mendaftar Secaba. Sambil menunggu pengumuman sekolah calon bintara, Fudji membiayai hidupnya sendiri dengan bekerja sebagai pelayan di restoran Padang. “Selama enam bulan saya berkerja di rumah makan padang di sambing Terminal Bus Lebak Bulus,” tuturnya.
Dia berhenti bekerja, setelah diterima sebagai siswa Secaba. Tahun 1994 dia lulus dan di kompi protokol selama setahun. Seiring perjalanan waktu, dia pun dimutasi ke Polres Jaktim hingga akhirnya ditempatkan di Polsek Duren Sawit. Selama 24 tahun, saya bertugas di polsek tersebut, 22 tahun di antaranya ditugaskan di Satuan Sabhara sebelum akhinrya di Bhabinkamtibmas,” ujarnya.
Enjoy
Bertugas di satuan ini membuatnya lebih enjoy. Berbagai inovasi dia lakukan kepada warga. Mulai dari kegiatan sambang warga setiap hari, hingga memberikan penyuluhan kepada siswa di sekolah-sekolah. “Pesan Kamtibmas itulah yang terus saya sampaikan ke masyarakat agar mereka lebih awas dalam menjaga lingkungan mereka,” sambungnya.
Dari hasil sambang sekolah, diaa menilai angka tawuran pelajar terus menurun. Pesan agar tidak mudah terhasut berita hoaks hingga narkoba, tak henti-hentinya ia sampaikan ke generasi muda tersebut. “Alhamdulillah tawuran dan kenakalan semakin hilang. Saya juga tak bosan-bosan berpesan ke masyarakat agar tetap menjaga lingkungan mereka mencegah tindak kejahatan,” pungkasnya. (ifand/iw)