Tadi pagi kita sudah tau gimana pamong desa satu ini pedekate ke istri tetangga. Parah deh, padahal suaminya kan lagi kerja cari nafkah.
Nah, kita lanjut baca Dikira Maling Masuk Rumah Ee…Ternyata Pamong Desa ya. Cuss!
Sebagai Satpam, pekerjaan suami Rusmini ini memang lebih banyak di malam hari. Berangkat habis maghrib, hari subuh baru pulang. Ternyata moment ini dimanfaatkan oleh Kaur Kesra Ratijan. Tengah malam menyelinap ke kamar Rusmini. Keluar-keluar baru pukul 02.00 dinihari, setelah entuk-entukan (memperoleh segalanya).
Beberapa malam lalu kembali Pak Pamong ini menyatroni rumah Rusmini. Malam itu situasinya sangat kondusif, karena anak perempuannya yang baru berumur 5 tahun, tidur di rumah nenek. Di sinilah Ny. Rusmini memanfaatkan situasi.
Tapi sial kali ini. Kehadiran Ratijan lewat pintu belakang sekitar pukul 22.00 dikira warga ada maling masuk. Maka warga setempat segera mengepung rumah itu. Tapi ditunggu sampai pukul 03.00 tak kunjung keluar. “Ini maling ketiduran di dalem kali ya?” begitu gerutu warga sambil bawa pentungan.
Begitu mendengar adzan subuh di mesjid kampung. Nah, bersamaan dengan lantunan suara muadzin “si maling” baru muncul kembali dari pintu belakang. Begitu disorot senter Predi batu tiga, lho……kok Pak Pamong. Pentungan yang ada di tangan tak jadi diayunkan. Tapi dia habis diomeli orang sekampung dan kemudian dibawa ke rumah Pak Kades bersama Ny. Rusmini.
Dalam pemeriksaan keduanya mengaku sudah sering melakukan hubungan terlarang. Meski tak sampai diproses secara hukum, tapi warga mendesak Ratijan harus dicopot dari jabatannya. Atau demi pertanggungjawaban moral, dia harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Kasihan, kepala urusan kok berbuat ora urus! (gunarso ts)