Wednesday, 11 December 2019

Anggota DPR dan DPD asal Papua Bentuk Badan Komunikasi Guna Bantu Pemerintah

Sabtu, 26 Oktober 2019 — 8:46 WIB
Gabungan Anggota DPR RI dan DPD RI dapil Papua dan Papua Barat Badan Komunikasi. (rizal)

Gabungan Anggota DPR RI dan DPD RI dapil Papua dan Papua Barat Badan Komunikasi. (rizal)

JAKARTA – Menyikapi konflik di Papua dan Papua Barat yang masih bergulir, membuat sejumlah anggota DPR RI dan DPD RI yang berasak  dari provinsi Papua berkomitmen membentuk satu wadah guna membantu pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Para anggota DPR RI dan DPD RI itu secara resmi mendeklarasikan Badan Komunikasi Anggota DPR dan DPD dari Papua dan Papua Barat  di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/10/2019)

Ketua Komite II DPD RI, Yorrys Raweyai dipercayakan  sebagai ketua badan komunikasi. Ia  mengaku mendapat persetujuan dari 21 orang yang terdiri dari anggota DPR/DPD dapil Papua – Papua Barat, dengan rincian delapan anggota DPD dapil Papua dan Papua Barat. Delapan anggota DPR dapil Papua.
Yorrys mengatakan masalah di Papua tidak boleh terus menerus dengan pendekatan militeristik.

“Psikologis masyarakat Papua terganggu jika terus menerus dilakukan dengan militeristik, baru bangun sudah ada polisi dan tentara di mana-mana. Saat rusuh di Wamena itu di Papua, bukan hanya warga lain yang menjadi korban. Ada 118 orang Papua ikut menjadi korban,” ujar Yorrys kepada wartawan, Jumat (25/10/2019).

Adapun struktur  Badan ini dipimpin oleh Ketua Yorrys Raweyai, anggota DPD dapil Papua Barat, Wakil Ketua Komarudin Watubun (anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan dapil Papua) dan Jimmy Demianus Jie (anggota DPR Fraksi PDIP dapil Papua Barat), Sekretaris Jenderal Filep Wamapma, senator Papua Barat.

“Dari 21 anggota DPD dan DPR dari Papua dan Papua Barat semuanya menyatakan siap dan setuju. Badan ini dinamakan Badan Komunikasi Anggota DPR dan DPD dari Papua dan Papua Barat,” kata Yorrys dalam jumpa pers di Media Center, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Dalam jumpa pers itu dihadiri anggota DPR Fraksi Partai Golkar dapil Papua Barat Robert Joppy Kardinal, anggota DPR Fraksi Partai Nasdem dapil Papua Barat Rico Sia. Kemudian, anggota DPR Fraksi Partai Golkar dapil Papua Trifena Tinal, anggota DPR Fraksi Partai Gerindra dapil Papua Robert Rouw, anggota DPR Fraksi Partai Nasdem dapil Papua Ina Elisabeth Kobak, anggota DPR Fraksi Partai Nasdem dapil Papua Sulaiman Hamzah, serta Yorrys, Komarudin, dan Filep.

Yorrys menambahkan sebagai wadah resmi, Badan Komunikasi Anggota DPR dan DPD dari Papua dan Papua Barat berperan melakukan inventarisir berbagai persoalan yang terjadi pada dua provinsi paling timur Indonesia itu.

“Kami akan bersama-sama menyelesaikan berbagai persoalan di Papua dan Papua Barat. Kami akan melakukan inventarisir dan investigasi persoalan di Papua dan Papua Barat,” katanya.

Yorrys mengatakan,  Badan Komunikasi Anggota DPR dan DPD dari Papua dan Papua Barat akan segera bersilaturahmi dengan pimpinan MPR, DPR dan DPD. Selain itu, juga akan meminta waktu untuk bertemu pemerintah, termasuk menteri luar negeri.

Komarudin mengatakan badan ini didirikan untuk menangani masalah di Papua dan Papua Barat, atas dasar dua prinsip bernegara yakni prikemanusiaan dan prikeadilan.
“Itulah yang menjadi dasar, sehingga tidak ada alasan apa pun dari pihak mana pun untuk menolaknya,” ungkap Komarudin.

Komarudin menegaskan,  tujuan bernegara itu ada lima. Yakni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selama ini, kata Komarudin, penyelesaian persoalan yang terjadi di Papua masih jauh dari tujuan bernegara ini.

“Bagi kami, kami akan menginventarisir persoalan. Kami membantu niat baik dari hati Presiden (Jokowi) sehingga tercatat dalam tinta emas negara, dalam penyelesaian persoalan Papua,” kata Komarudin. (rizal/yp)