Thursday, 05 December 2019

Disikat 3-0 Oleh PSIS, Kondisi PSS Sleman Tunjukkan Tim yang Belum Stabil

Sabtu, 2 November 2019 — 22:21 WIB
Pemain PSIS merayakan gol yagn dicetak ke gawang PSS Sleman, Sabtu (2/11/2019). (twit)

Pemain PSIS merayakan gol yagn dicetak ke gawang PSS Sleman, Sabtu (2/11/2019). (twit)

JAKARTA – Diyakini sudah mencapai tren positif, ternyata PSS Sleman masih labil. Dalam pertandingan kandang melawan PSIS Semarang, mereka dibantai 3 gol tanpa balas. Padahal, dalam laga sebelumnya sempat menggilas Persebaya di Surabaya dengan skor 3-2.

Memang cukup aneh, PSS kalah dengan skor telak, terlebih bermain di kandangnya, Stadion Maguwo Harjo yang selama ini menjadi momok tim-tim yang bertandang ke kota Sleman itu.

Namun, Sabtu (2/11/2019) sore seakan semua menjadi lain. PSIS Semarang sepertinya mudah memperdaya PSS. Dua gol pun dicetak PSIS di babak pertama, yakni pada menit 22 melalui titik pinalti yang diambil Wallace Costa, dan menit 38 hasil sepakan Claudir.  Satu gol lagi dihasilkan oleh Septian David Maulana pada menit 74.

Hasil ini sekaligus mendongkrak posisi PSIS yang selama ini masih berkutat di zona degradasi, kini naik ke rangking 13 dengan poin 28.

Catatan lain, hasil ini juga menunjukkan betapa PSS Sleman sulit untuk menakhlukkan PSIS Semarang. Pada putaran pertama Liga 1 yang lalu di Semarang, PSS juga takhluk dari Tim Maheso Jenar itu.

Mungkin saja, pelatih Seto Nurdiantoro berkilah, kekalahan kali ini karena absennya pemain-pemain utamanya, seperti Alfonso De La Cruz dan Brian Ferreira, sehingga cukup berdampak pada performa PSS di lapangan, sehingga  gawang Ega Rizky digelontor 3 gol tanpa balas.

Memang pemain-pemain yang absen tersebut sangat vital dalam setiap pertandingan, Tapi, mengacu pada hasi;l pertandingan saat melawan tuan rumah Persebaya Surabaya, alasan tersebut sepertinya cukup lemah.

Sebab, kali ini melawan PSIS Semarang, PSS tampil sebagai tuan rumah. Dukungan dan semangat tim mestinya meningkat. Itu sangat normal, artinya menjadi tuan rumah lebih enjoy daripada tandang. Kini, kalau mengalami kekalahan seabgai tuan rumah, bisa diduga ada faktpr ;lain, semisal dari segi stamina mudah menurun setelah menjalani pertandingan tour.

Kondisi seperti ini berbeda dengan Persib bandung, yang belakangan sudah mendapat keseimbangan baru, sehingga tren positif terus menaunginya. Bahkan saat tandang terus menghasilkan poin penuh, seperti saat melawan Persebaya dan Kalteng Putra.

Secara umum kompetisi di Liga 1, (fan kompetisi yang sudah-sudah) setiap tim dihadapkan pada kondisi luas Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kondisi yang luas ini setiap tim harus sering menjalani tour, sehingga mempengarui stamina tim dan pemain. Tak aneh kalau satu tim yang laga-laga awal stabil, tiba-tiba setelah tour beberapa kota, kondisinya guncang. (win)