JAKARTA – Anggota MPR RI dari Kelompok DPD RI Agustin Teras Narang, yang berpengalama sebagai gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) selama dua periode 2005 – 2015 sukses menjadikan Kalteng maju, aman dan damai, karena menerapkan falsafah ‘Huma Beta’, yaitu rumah besar yang dihuni oleh puluhan kepala keluarga yang berbeda-beda, tapi bertujuan sama.
“Di dalam Huma Beta itu ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kaharingan (kepercayaan di Kalimantan). Tapi, mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, maka Kalteng berhasil menciptakan kondisi yang aman, damai, dan masyarakat yang sejahtera,” demikian Agustin Teras Narang dalam dialog empat pilar MPR RI ‘Budaya Panmcasila, Gotong Royong untuk Indonesia Maju’ bersama Wakil Ketua MPR RI H. Jazilul Fawaid, dan anggota MPR RI FPKS Mulyanto di Kompleks Parlemen, Rabu (6/11/2019).
Selain itu dalam ‘Huma Beta’ terdapat berbagai jenis kebudayaan. Sehingga semua masyarakat berbudaya dan siapa yang tidak berbudaya berarti tidak beradab. “Semua hidup dalam rukun, damai dan saling menghormati satu sama lain,” tambahnya.
Indonesia kata Teras Narang juga demikian. Para founding fathers, pendiri bangsa, dan kaum muda dulu sudah memprakarsai pembentukan NKRI ini secara terstruktur, sistemtis, dan masif (TSM) sebelum Indonesia merdeka. Dimulai tahun 1908, 1928, 1945 hingga reformasi saat ini. “Kalau seluruh rakyat ini memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, untuk Indonesia maju dan unggul, maka semuanya harus sama-sama menjaga dan merawat negeri ini,” pungkasya.
Sementara itu Mulyanto menilai jika merawat Pancasila ini dibutuhkan keteladanan elit bangsa ini. “Falsafah Pancasila dan gotong-royong dalam membangun bangsa ini selalu relevan, kontekstual dengan perkembangan zaman. Karenanya harus bersama-sama bertekad untuk mewujudkan kesejahteraan itu,” katanya. (rizal/yp)