Thursday, 05 December 2019

Momen Maulid Nabi, Plt Bupati Indramayu Kagum Terhadap Masjid Bondan,

Sabtu, 9 November 2019 — 19:40 WIB
Plt Bupati Indramayu H. Taufik Hidayat melaksanakan salat dhuhur berjamaah di Masjid Bondan. (taryani)

Plt Bupati Indramayu H. Taufik Hidayat melaksanakan salat dhuhur berjamaah di Masjid Bondan. (taryani)

 

INDRAMAYU  – Dalam sejarah, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memang  didirikan pada pada 7 Oktober 1527 Masehi. Namun, soal masjid tertua adalah Masjid Bondan, yang didiirikan warga Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, yakni pada 1414 Masehi. Ini merupakan masjid tertua di Indramayu.

Atas kenyataan sejarah itulah Plt H.Taufik Hidayat berhasrat untuk merasakan kesejukan dan kedamaian masjid tertua di wilayahnya itu.

Untuk diketahui, Kabupaten Indramayu didirikan Raden Aria Wiralodra, seorang putra dari daerah Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,  dideklarasikan tepat pada 7 Oktober 1527 Masehi.

Tapi 113 tahun sebelum Kabupaten Indramayu itu dilahirkan, tepatnya pada tahun 1414 Masehi,  masyarakat muslim di Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu sudah lebih dahulu mendirikan sarana peribadatan berupa Masjid Bondan.

Karenanya,  tidak berlebihan jika Masjid Bondan itu merupakan  masjid tertua di Kabupaten Indramayu yang hingga saat ini masih berdiri dengan kokoh.

Plt. Bupati Indramayu H.Taufik Hidayat bersama Camat Sukagumiwang Budi Setiawan juga sejumlah  Aparatur Sipil Negara (ASN)  dan warga Desa Bondan, Selasa (5/11/2019) masih merasakan ademnya air sumur Masjid Bondan,  tatkala berwudhu,  sekaligus merasakan kenikmatan melaksanakan salat duhur berjamaah di masjid tertua itu.

Menurut H.Taufik Hidayat, Masjid Bondan sesuai tulisan yang tertera pada  menara atau  momolo masjid, dibangun  pada tahun 1414. Dengan demikian, katanya   Masjid Bondan merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Indramayu.

Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu sudah selayaknya memberikan perhatian terhadap salah satu masjid tua yang menjadi bangunan Cagar Budaya di Desa Bondan ini.

“Kita akan memperbaiki Masjid Bondan ini dengan mengembalikan pada desain awal,” ujarnya. Itu artinya,  sekalipun Masjid Bondan itu dipugar secara besar-besaran,  akan tetapi tidak bakal merubah bentuk asal Masjid Bondan.

Tujuannya agar keaslian pada arsitektur masjid kuno yang dibangun pada zamannya itu tetap terjaga. Sekalipun Pemerintah Kabupaten Indramayumemperbaiki bangunan masjid itu tetapi estetika bangunan masjid itu tetap lestari. Desain Masjid Bondan diyakini masih tetap utuh.

Sebagai bentuk keseriusan  dipugarnya Masjid Bondan tadi, Pemkab Indramayu sudah menyelesaikan pembuatan  Maket Masjid Bondan yang dibuat sedemikian lengkap. Ada gapura atau pintu gerbang masjid.

Taman masjid yang cukup luas. Bangunan utama berupa Masjid Bondan yang terlihat menonjol. Juga tempat wudhu dan beberapa bangunan penunjang lainnya.

Masjid Bondan sudah ditinjau Plt. Bupati Indramayu H.Taufik Hidayat bersama Kepala Bagian Kesra dan Agama Setda Indramayu H. Ahmad dan pejabat lainnya.  Anggaran APBD Kabupaten Indramayu sudah dirancang dan disiapkan. Tinggal menunggu waktu pelaksanaan perbaikannya saja.

Melihat desain Masjid Bondan dari luar  sebenarnya tidak ada sesuatu yang menonjol. Tampak   seperti bangunan rumah tinggal para petani yang berduit. Atapnya berbentuk limas menggunakan penutup atap dari  sirap atau genteng kayu,  bukan genteng keramik.

Dinding masjid menggunakan papan kayu jati  yang tebalnya sekitar  2 Cm. Kondisi dinding masjid itu masih terawat dan nyaris tidak ada papan kayu jati yang keropos digerogoti rayap.

Melihat bagian dalam masjid terdapat  4 tiang utama menopang atap bangunan berbentuk limas.   Empat tiang utama ditopang pilar-pilar kayu jati yang kokoh pada keempat sudutnya. Usuk maupun reng menggunakan kayu jati yang tahan rayap dan serangga lainnya.

Jika dibandingkan dengan luas bangunan masjid lain yang dibangun pada jaman sekarang, kondisi Masjid Bondan itu bisa dibilang  tidak begitu luas. Meskipun demikian,  sudah cukup untuk menampung  lebih dari 40 jemaah salat,  sehingga dengan demikian Masjid Bondan  itu tetap bisa digunakan untuk melaksanakan salat Jum’at berjamaah.

Lantai  masjid bukan terbuat dari keramik atau plesteran semen, melainkan dibuat dengan susunan papan kayu jati yang cukup rapi dan terlihat mengkilap karena terlalu sering diinjak kaki jemaah salat . Model lantainya berbentuk panggung. Ini mirip bangunan rumah penduduk  yang dibangun pada jaman dahulu.

Salah seorang warga, Warto, 48 dijumpai Pos Kota, Sabtu (9/11/2019) menyatakan lega  dengan adanya rencana pemugaran Masjid Bondan oleh Pemkab Indramayu dengan mempertahankan keaslian desain.

Sekalipun Masjid Bondan itu dipugar atau diperbaiki,  tetapi tidak menghilangkan secara keseluruhan identitas Masjid Bondan. Atap bangunan masjid terbuat dari sirap atau genteng kayu. Lantai masjid tetap mempertahankan papan kayu jati. Dinding masjid juga tetap menggunakan  papan kayu jati seperti aslinya.

Kondisi Masjid Bondan sampai sekarang masih tampak berdiri kokoh. Walaupun pada bagian sirap atau penutup atap bangunan terlihat berlubang. Rupanya atap sirap itu banyak yang lapuk karena tak mampu menahan cuaca panas  dan lembab dalam kurun waktu yang relatif  lama.

“Mudah-mudahan rencana pemugaran Masjid Bondan ini terlaksana dengan baik,  sehingga masjid itu bukan sekedar berfungsi sebagai tempat ibadah salat dan mengaji saja,  tetapi juga dipergunakan sebagai tempat syiar Islam dan tempat bersilaturahmi kaum muslimin-muslimat. (taryani/win)