Wednesday, 13 November 2019

Kolaborasi Jaksel dan Tangsel Digalang untuk Atasi DBD

Selasa, 12 November 2019 — 20:06 WIB
Walikota Jaksel bersama wakil Walikota Tangsel saat menggelar PNS di Perbatasan wilayah. (wandi)

Walikota Jaksel bersama wakil Walikota Tangsel saat menggelar PNS di Perbatasan wilayah. (wandi)

JAKARTA – Pemkot Jakarta Selatan dengan Pemkot Tangerang Selatan berkaloborasi tekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dua wilayah.

Hal ini sangat penting karena wilayah perbatasan dianggap rawan penyakit DBD yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti sehingga diperlukan adanya pemberantasa nyamuk bersama-sama. Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali, yang hadir dalam kegiatan ini menyambut baik kerja sama tersebut.

Menurutnya koordinasi dan kolaborasi sangat bagus sehingga dirintya berharap, dengan kegiatan ini, penanganan masalah penyakit kasus demam berdarah baik itu di Tangerang Selatan maupun Jakarta Selatan, dapat dicegah dengan baik dengan dilakukannya pemberantasan jentik nyamuk oleh para kader Jumantik.

“Saya berharap kalau kita waspada seperti ini antara dua kota. Mudah-mudahan pada puncak-puncak yang biasa tiap tahun terjadi kasus DBD kita bisa mengendalikan dengan baik, dan menurunkan DBD dengan baik,” ujur Marullah Matali.

Sementara itu Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davni menambahkan, kegiatan ini digelar tujuannya untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan, dalam hal penanganan kasus Demam Berdarah (DBD).

Menurutnya dengan dilakukannya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah perbatasan diharapkan tidak ada warga yang terkena DBD.

“Berdasarkan siklus, penularan DBD di Kota Tangsel puncak terjadi pada bulan November 2019 hingga Maret 2020. Upaya antisipasi melalui kegiatan bersama antar kota Tangsel dan Pemerintah Kota Jaksel, kami harapkan bisa meningkatkan gotong royong, kekerabatan antara dua wilayah, yang sekaligus bersama-sama mencegah kasus DBD dengan melaksanakan aksi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ujarnya.

Sedangkan Plt Kepala Dinas kesehatan Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan, saat ini Tangerang Selatan telah memiliki program gerakan satu rumah satu jumantik yang melibatkan unsur masyarakat dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan. Program ini diharapkan akan dapat mencegah mewabahnya penyakit yang diakibatkan nyamuk.

“Ini sudah tahun ke-3 program ini. Dari program ini daerah Pamulang bebas dari jentik nyamuk 100%. Tahun ini kami membentuk di enam kecamatan termasuk di Pondok Aren yang bebas Jentik, dan kami membangun 400 kantor Jumantik yang ada di Kota Tanggerang Selatan. Tujuan dari program ini agar tahun 2020 Kota Tangel bebas dari Jentik nyamuk,” terang Deden Deni.

Daliman, salah seorang warga Jl. Bulak Indah RT 14/RW 03 Kelurahan Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan mengaku sangat mendukung adanya kegiatan ini. Sebab dengan kaloborasi ini tentu penyecahan terhadap nyamuk DBD ini ditekan.

“Kami sebagai warga sangat mendukung, mudah-mudahan warga kedua wilayah ini akan terhindar dari nyamuk DBD. Bahkan saat ini kami warga juga rutin menggelar aksi bersih-bersih lingkungan menghadapi musim hujan,” terang Daliman. (wandi/win)

Terbaru

Petugas jaga dilengkapi metal detector memeriksa tas bawaan pengunjung. (dadan)
Rabu, 13/11/2019 — 20:07 WIB
Efek Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan
Polres Purwakarta Dijaga Ketat, Pengendara Ojol Dilarang Masuk
Petugas membongkar bangunan kontruksi baja yang tidak memiliki IMB. (wandi)
Rabu, 13/11/2019 — 17:58 WIB
Gudang Meubel Tanpa IMB Diobrak-abrik Pertugas