JAKARTA – Maraknya perusahaan start up, jadi ancaman bagi perusahaan eksisting saat ini dalam mempertahankan asset berharga mereka yaitu karyawan.
Sebab dengan majunya start up yang membuka peluang kerja, bisa mengakibatkan banyak karyawan dapat mengundurkan diri kapan saja untuk mendapatkan tawaran kesejahteraan yang lebih baik dari perusahaan-perusahaan baru tersebut.
Kondisi ini dianggap isu yang cukup menarik untuk didiskusikan bersama oleh BPJS Ketenagakerjaan yang kini disebut BPJAMSOSTEK dalam diskusi High Level Update dengan mengusung tema “Designing Compensation & Benefit Toward A Better Future” di Apindo Trade Center, Jakarta, Jumat (15/11).
Kegiatan ini terselenggara atas inisiasi dari Komite Kebijakan Pengelolaan Kinerja Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Komite KPKOS) yang merupakan salah satu dari empat Komite Dewan Pengawas (Dewas) BPJAMSOSTEK.
Ketua Umum Apindo, Hariadi B Sukamdani; Menaker Periode 2024-2019 M. Hanif Dhakiri, Direktur Pusat Studi Apindo, Suprayitno dan anggota Dewas Adityawarman.(rihadin)
Dewan Pengawas (Dewas), Inda D. Hasman mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan gambaran aspek-aspek kesejahteraan pekerja yang bukan hanya merupakan komponen gaji semata.
“Tapi juga berupa Compensation Benefit (Comben) dan jaminan sosial yang merupakan hak setiap pekerja yang harus dikelola dengan baik dan tepat untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bersama antara pekerja dan perusahaan,” jelas Inda
Adanya fakta bahwa perusahaan-perusahaan baru ini, lanjutnya, memang seolah membawa angin segar khususnya untuk para pekerja muda/milenials yang cenderung melek teknologi, haus kesempatan, memperhatikan timbal balik dari perusahaan dan lain-lain yang tentunya menjadi pertimbangan bagi perusahaan lainnya untuk dapat bersaing dalam mempertahankan asset karyawan mereka agar dapat bekerja secara nyaman dengan kinerja maksimal.
“Jika kesejahteraan terjamin maka seiring itu pula kinerja karyawan diharapkan akan meningkat,” tambahnya.
Adityawarman menambahkan, bahwa menghadapi Minenials butuh skema khusus yang lebih flexibel. “mereka senang yang lebih flexibel, situasi ini menjadi sangat rumit dan kita cari ramuan yang pas dan harus disikapi dengan bijak.”
Kegiatan ini melibatkan berbagai kalangan masyarakat untuk mendapatkan masukan. selain dari kalangan internal, BPJAMSOSTEK juga melibatkan pihak eksternal yaitu kalangan Pengusaha, Mahasiswa, Akademisi dan pihak-pihak yang peduli terhadap kesejahteraan pekerja.
“Kami berharap acara ini dapat memberi insight baru untuk dapat merancang pengelolaan yang baik mengenai comben yang berbasis pada keadilan dan penghargaan yang tepat bagi pekerja untuk masa depan yang lebih baik untuk pekerja itu sendiri dan organisasi atau perusahaan”, tutup Inda.
Acara ini juga dihadiri Direktur Pusat Studi Apindo, Suprayitno; Ketua Umum Apindo, Hariadi B Sukamdani; Menaker Periode 2024-2019 M. Hanif Dhakiri dan Direktur Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan RI yang diwakili oleh Dirjen PHI & Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan RI, Retno Pratiwi .(tri)