SUDAH setahun lebih kursi Wagub DKI kosong. Sejak Sandiaga Uno mundur untuk Nyawapres, sampai Pilpres selesai, Wagub DKI belum juga terisi. Semula Gerindra menjanjikan untuk PKS mitra koalisinya. Tapi setelah Prabowo kalah, eh malah Cagub DKI mau diisi kader sendiri. Apa Gerindra lupa, merpati saja tidak pernah ingkar janji?
Sejak Wagub Sandiaga Uno mundur untuk Nyawapres Agutus 2018, sampai hajatan Pilpres selesai, kursi Wagub DKI masih juga kosong. Mestinya begitu Sandiaga pergi, DPRD segera bersidang memilih Wagub baru. Ternyata diundur terus dengan berbagai alasan.
PKS yang all aout dukung Capres Prabowo, sudah dijanjikan untuk mengisi Wagub DKI. Maka disiapkanlah kadernya, Ahmad Syaichu dan Agung Yulianto.
Namun ternyata, hanya angin surga belaka. Sebab sampai hari, jam, menit dan detik ini, DPRD belum menyidangkannya. Dulu beralasan anggota DPRD sibuk kampanye untuk partai masing-masing, lha sekarang alasan apa lagi?
Gubernur Anies juga sudah mendesak agar diisi Wagubnya, sehingga ada teman berbagi. Soalnya, sekarang semua dikerjakan sendiri. Padahal sebetulnya, tanpa Wagub tetap nyaman juga, sebab DOG (Dana Operasional Gubernur) yang dijatahkan untu Wagub, menjadi haknya dan boleh dibawa pulang jika ada sisa.
Di kala PKS gelisah bak menunggu godot, tahu-tahu Gerindra malah mencalonkan 4 kader sendiri, masing-masing: Arnes Lukman, Ferry J Yuliantono, Riza Patria, dan Saefullah. Tentu saja PKS marah dibuatnya. Boleh saja ada “kadal gurun” dalam politik, tapi jangan sampailah kalau dikadali!
Cara-cara Gerindra menurut PKS sama sekali tak beretika. Kata Presiden PKS Sohibul Iman, kalau mau ganti Cawagub DKI harus minta persetujuan ke PKS, karena itu haknya. Jika slonong boy begitu saja, kan sama saja Gerindra hanya PHP pada mitra koalisinya paling setia. Apakah Prabowo lupa bahwa merpati saja tak pernah ingkar janji?
Mungkin Ketum Gerindra Prabowo berfikir, dalam politik tidak konsisten dan esuk dele sore tempe alias mencla-mencle sudah biasa. Tapi itu sangat menyakiti hati PKS, sekian lama hanya dijanjikan angin surga. Apakah tidak bisa meniru gaya Ketum Nasdem Surya Paloh, biar adem Presiden PKS Sohibul Iman itu kembali diajak berangkulan mesra.
Bisa jadi Gerindra meragukan totalitas dukungan PKS dalam Pilpres tempo hari, buktinya Prabowo kalah oleh Jokowi. Maka sudah kehilangan RI-1 kok masih juga harus kehilangan DKI-2 pula? Jangan sampai dong! (gunarso ts)