Saturday, 16 November 2019

Syuting, Dea Annisa Dirasuki Roh Halus

Sabtu, 16 November 2019 — 7:23 WIB
Dea Annisa. (mia)

Dea Annisa. (mia)

JAKARTA – Film horor berjudul ‘Roh Mati Paksa’ besutan sutradara Adi Garing diklaim benar-benar seram. Lewat ilmunya dalam menggali film-film horor Korea, Adi percaya kalau film tersebut adalah film horor Indonesia dengan tingkat keseraman luar biasa.

Bagaimana tidak, film yang dibuat real ini dimainkan secara total oleh Dea Annisa, Gabriella Larasati, Arnold Leonard, Ismi Melinda, Ratu Sikumbang, Natalie Zen, Robert Chaniago, dan Ahmad Pule ini, mengharuskan mereka kerasukan roh halus di lokasi syuting.

“Di film ini kami shooting sesuai fakta dan hanya beberapa bantuan CGI, di bagian wajah yang dirasuki. Film ini juga ada action-nya yang mana semua pemain yang terlibat akan dirasuki roh yang meminta pertanggung jawabannya,” tutur Adi Garing, Jumat (15/11/2019).

Masuknya roh halus ke dalam tubuh sejumlah pemain ‘Roh Mati Paksa’ dikarenakan memang lokasi syuting film yang dipusatkan di sebuah vila terpencil di kawasan puncak.

Menurut beberapa warga setempat, vila itu dikenal sangat angker karena dihuni oleh mahluk gaib. Di luar dugaan, para pemain mengaku tak takut kerasukan, demi nyatanya film ini. Salah satunya Dea Annisa atau dulu dikenal Dea Imut. Menurut Dea, ia beberapa kali dimasuki roh halus saat proses syuting berlangsung.

“Aku beberapa kali dimasukin roh halus ketika syuting berjalan. Itu semua aku lakukan karena film ini memang benar-benar ingin menyuguhkan film yang se-real mungkin,” ucapnya.

Selain Dea, artis pendukung lain juga mengakui hal tersebut. Namun, mereka malah sangat menikmati peran yang didapat masing-masing.

Film ‘Roh Mati Paksa’ ini terinspirasi dari kisah kehidupan zaman sekarang yang dijalani oleh sekelompok anak milenial yang diproduksi oleh Super Media Pictures dengan produser Unchu Viejay dan Decky Deal ini mengisahkan indahnya masa pacaran memang sulit dikontrol orang tua, sehingga mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dari pergaulan tak terkontrol inilah yang kemudian berujung maut.

“Film ini bertemakan kehidupan millennial yang tidak dikontrol adanya film ini kami berharap akan jadi tuntunan bagi remaja masa depan kita bahwa perbuatan tersebut berbahaya, selain merenggut nyawa juga jadi beban pikiran keluarga, jadi jangkauan film ini anak millennial,”tambah Adi Garing.

Bagaimana mencekamnya film ‘Roh Mati Paksa’, saksikan penayangannya secara serentak pada awal 2020 di seluruh bioskop Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. (mia/yp)