TANGSEL – Bocah autis tewas terpanggang saat kebakaran, di rumah kontrakan Gang Sayur RT 14/04, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (17/11/2019), diduga tidak dapat menyelamatkan diri dari kobaran api karena dipasung atau diikat orang tuanya.
Hal itu berdasarkan informasi yang beredar di sejumlah tetangga, yang mengetahui kondisi sehari-hari aktivitas anak tersebut.
“Korban bernama, Gani, 10 tahun. Anak itu memang hiperaktif dan kalau tidak salah dengar setiap hari dilarang ke luar rumah bahkan diduga diikat atau dirantai di dalam kontrakan,” ungkap Ny. Ari (34), tetangga korban.
Joni, warga lainnya menambahkan, orang tua bocah itu, atau ibunya Gani sekitar 40 hari meninggal dunia karena sakit. Kondisi maupun keseharian almarhum Gani memang sangat berbeda dengan anak lain seusianya.
“Anaknya kayak gangguan mental gitu lah. Kasihan melihatnya,” jelasnya.
Melihat kondisi itu, dugaan tetangga kontrakan kemungkinan besar saat terjadi musibah kebakaran Gani tengah dipasung atau dirantai sang ayah. “Saya pernah melihat beberapa waktu lalu Gani diikat di tiang kayu saat ayahnya mau ke warung,” tuturnya.
“Soalnya kalau dilepas semua diacak-acak. Warung saja pernah diacak-acak jadi orang tuanya serba salah,” imbuhnya.
(Baca: Kamar Terkunci, Bocah Tewas dalam Kebakaran di Tangsel)
Ia menambahkan, sebelum mengontrak di rumah ini, Gani juga pernah menjadi korban kebakaran di kontrakan hingga menggalami luka bakar di tangan kanannya. “Menurut informasi Gani suka main api di dalam rumah, ” ujarnya bercerita.
Sebelumnya, kebakaran terjadi di kontrakan wilayah Kecamatan Setu, Minggu (17/11/2019) pukul 15.45 WIB. Akibatnya, satu bocah diperkirakan berusia 10 tahun tewas terpanggang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangsel, Uci Sanusi membenarkan kejadian itu dan yang terbakar tiga unit petakan kontrakan dalam satu bangunan yang menewaskan Gani. Kerugian belum dapat ditaksir dan kasusnya ditangani Polsek Serpong. (anton/ys)