JAKARTA – Pasca ditangkapnya pelaku penyiraman air keras di wilayah Jakarta Barat, polisi mengungkap fakta baru.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, tersangka penyiraman air keras, FY, telah melakukan aksinya sebanyak empat kali.
Namun, aksi penyiraman pertamanya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tidak menimbulkan korban. Sehingga tidak ada laporan yang masuk ke pihak kepolisian.
“Dari pengembangan yang dilakukan penyidik, ternyata sebelumnya tanggal 3 November, FY pernah sekali lagi (menyiramkan air keras). Namun, soda apinya sedikit, jadi tidak terdampak, tidak ada korban, dan tidak ada yang melapor,” ujar Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).
Kepada polisi, FY mengaku menyiramkan air keras di dekat Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada 3 November 2019. Saat penyiraman itu, jumlah soda api yang dilarutkan dengan air terhitung sedikit. Oleh karena itu, penyiraman tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.
(Baca: Soda Api Digunakan FY untuk Aksi Penyiraman Air Keras di Jakbar)
Lebih lanjut Gatot mengatakan, dalam memilih korban dan lokasi penyiraman air keras, FY melakukannya secara acak. Artinya, tidak ada target korban khusus yang disasar FY dalam aksinya itu.
“Hanya waktu itu (tanggal 3 November 2019), soda apinya kurang yang dimasukkan (ke dalam air). Sehingga, tidak ada korban dan tidak ada pelaporan. Tapi, pelaku mengaku sudah berbuat empat kali,” terangnya.
Hingga saat ini, polisi masih terus memeriksa FY secara intensif. Hal ini dilakukan guna mengungkap motif dibalik aksi penyiraman air keras yang sempat meresahkan warga Jakarta Barat.
Untuk diketahui, warga Jakarta Barat diresahkan dengan adanya teror penyiraman air keras belakangan ini.
Tersangka FY akhirnya berhasil diamankan tim gabungan Subdit Jatanras, Subdit Resmob Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat, pada Jumat malam (15/11/2019), telah melakukan aksinya setidaknya tiga kali.
Pertama, penyiraman air keras terhadap dua orang siswi SMP di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (5/11/2019) sore. Keduanya yang baru pulang ekstrakulikuler disiram air keras.
Kemudian, teror air keras itu kembali terjadi. Saat itu, penyiraman air keras itu menimpa seorang tukang sayur bernama Sakinah (60). Ia disiram air keras saat sedang berjualan. Selanjutnya korban yang terakhir ialah enam orang siswi SMP. (firda/ilham/tri)