ORANG Islam menganggap nama adalah doa, sedangkan orang Barat banyak beranggapan apalah artinya sebuah nama. Orangtua generasi sekarang, sedang berlomba memberi nama berbau Eropa dan Timur Tengah. Tapi Presiden Jokowi masih setia pada Trisakti-nya Bung Karno, sehingga nama anak dan cucunya masih mengakar pada budaya sendiri.
Ketika Presiden Jokowi sibuk persiapan peresmian jalan tol di Lampung, 15 Nopember, sebetulnya masih menunggu kelahiran cucu ketiganya, yakni anak kedua Gibran Rakabuming Raka. Hanya Ibu Negara Iriana yang mendampingi kelahirannya, sementara Presiden Jokowi baru hadir malam harinya.
Jika istri Gibran seorang artis, wow……pastilah proses persalinan itu akan diliput habis-habisan media TV, dari pembukaan satu sampai seratus! Dan itu tak sampai terjadi, karena cucu Jokowi yang ketiga ini proses kelahirannya memang melalui operasi cesar.
Namanya juga cucu Presiden RI, tak mengherankan yang membezuk kalangan penggede negara. Menkes Terawan Putranto bahkan mendampingi saat proses kelahirannya di RS PKU Muhammadiyah, Solo. Menyusul Ketua MPR Bambang Susatyo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan kemarin Menko Polhukam Mahfud MD. Semua memberi selamat pada Gibran selaku bapak si bayi.
Yang menarik, nama bayi perempuan itu adalah: La Lembah Manah, terasa njawani sekali. Cuma agak ngganjil, karena ada tambahan La di depannya. Apa itu? Apakah ada hubungannya dengan notasi angka dalam musik, LA, yang berarti enam? Atau apa ada hubungan keluarga dengan Ketua DPD RI sekarang, La Nyalla Mattalliti?
Nama Lembah Manah gampang dimengerti, karena itu bahasa Jawa yang artinya rendah hati, penyabar tidak sumbu pendek. Tapi ternyata kata Gibran, LA merupakan akronim Loma Anakku. Loma bahasa Jawa mengandung makna: suka memberi, atau kawehan kata orang Solo. Cuma, karena namanya Lembah Manah, apakah nanti panggilan akrabnya jadi: Mbah?
Sebagai Presiden RI ke-7 yang mengaku penerus amanat Trisakti Bung Karno, Jokowi konsisten pada prinsip berkepribadian dalam budaya. Maka tiga anaknya diberi nama: Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep. Sedangkan cucunya adalah: Jan Ethes Sri Narendra, Sedah Mirah Nasution dan La Lembah Manah.
Padahal orangtua sekarang, berlomba-lomba memberi anak dengan nama Barat semisal Christoper, Ferdinand, Thomas, Jeferson, Humphrey. Sedangkan yang berbau Timur Tengah memilih nama: Aisha Fatim, Jalila Martiza, Munira Habiba, Lakia Akasma, Alzam, Altarik, Azka
Bagi orang Islam nama adalah doa, sementara orang Barat banyak yang beranggapan apalah artinya sebuah nama (sastrawan Inggris William Shakespeare). Tapi itulah dinamika perkembangan budaya, setiap orangtua memiliki selera sendiri untuk menabalkan sebuah nama ke buah hatinya.
Tapi meski nama tidak beli, jangan coba-coba kasih nama anak: Paku Buwono atau Hamengkubuwono, bisa kualat! (gunarso ts)