DEPOK – Warga Kota Depok menilai rencana pemberlakuan Jalan Margonda Raya mengada-ada dan tidak tepat untuk kawasan ini karena sangat tidak mendukung sarana jalan yang ada di wilayah Kota Depok.
“Jelas sangat tidak tepat karena jalan di Depok hampir semua kecil, dan hanya Jalan Margonda yang besar sekaligus menjadi jalan utama,” kata Hermaji, warga Depok Lama, Depok, Senin (18/11/2019).
Kondisi badan jalan yang besar hanya Jalan Margonda jadi perlu ada kajian lebih jauh jelas perlu masih belum perlu jalan utama dilakukan berbayar. Apalagi hampir setiap hari semua jalan di Depok menuju Jakarta selalu terjadi kemacetan saat jam sibuk kerja baik pagi maupun sore.
Menurut dia, masih perlu waktu untuk menerapkan jalan berbayar di Kota Depok khususnya Jalan Margonda. “Terlebih ada rencana penataan ulang Jalan Margonda baik saluran air, trotoar maupun pemisah jalan, ” ujarnya.
Sedangkan, Wali Kota Depok Muhammad Idris, mengatakan program penataan dan perbaikan Jalan Margonda memang sudah direncanakan mulai trotoar, saluran air, jalur lambat dan sejumlah kelengkapan rambu lalu lintas yang masih kurang.
“Kami memng sudah memprogram rencana perbaikan dan penataan jalan utama di Depok ini, ” tuturnya beberapa waktu lalu.
Belum Dibahas
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Depok, H Dadang Wihana, dengan tegas mengatakan pihaknya dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) belum membahas terkait jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di Kota Depok.
“Kegiatan itu ERP baru tahap kajian BPTJ, belum ada pembicaraan dengan Depok untuk implementasi tahun 2020,” ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Kepala BPTJ hanya membahas LRT Cibubur-Baranangsiang salah satubya stasiun Harjamukti yang ada di Depok, tuturnya jadi tifak ada masalah penerapan ERP pada tahun 2020 untuk Jl. Raya Margonda pun itu belum pasti kalau pun perlu dibahas secra teknis.
“Misalnya infrastrukur pendukung dan penyediaan transportasi publik. Ini yang harus kami benahi terlebih dahulu saat ini seperti jalan penghubung, trotoar, jalur angkot, saluran air dan lainnya, ” katanya. (anton)