DEPOK – Dunia maya sempat dibuat geger dengan adanya unggahan mirip kain kafan berisi tulang-belulang, seperti pocongh, yang diduga jasad bayi. Unggahan itu semula dari temuan di daerah Pengasinan, Sawangan, Depok, Senin (18/11/2019). Namun, setelah bukanlah jasad bayi, tapi kucing.
Menurut saksi sekaligus mantan RT 03/07, Amin Gandeng (62), dirinya tidak tahu akan viral dan bikin heboh seperti sekarang ini setelah ada tetangga ibu-ibu yang memvideokan lalu share ke media sosial “Depok 24 Jam” terkait temuan kain berisi tulang tersebut.
“Jadi cerita sebenarnya kain yang dimaksud itu kaos diisi dengan jasad kucing peliharaan yang meninggal akibat ditabrak pengendara motor di depan rumahnya,” ujarnya kepada Poskota didampingi Ketua RT 03/07, Pengasinan, Sawangan Kota Depok, Selasa (19/11) malam di lokasi.
Amir menceritakan kronologis sebelum viral terkait temuan kain berisi tulang tersebut. Kejadiannya saat itu ada tukang yang menggali untuk proyek saluran gorong-gorong. Ketika menggali alat paculnya mengenai kain tersebut di dalam tanah.
“Tukang itu bilang, saat kerja alat paculnya mengenai kain yang terikat, diduga itu pocong dan kemudian dibuka. Ternyata, sepertii tulang bayi. Padahal, itu bukan tulang bayi dan kain kafan. hanya kaos berisi kucing yang sudah meninggal dikubur di depan gang rumah,” katanya.
Sementara itu Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo mengungkapkan, hasil penelusuran anggota dibantu anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Pengasinan Aiptu Taslim mendatangi lokasi temuan kain terikat seperti pocong.
“Ternyata setelah dicek kain terikat diduga pocong bukan kafan tapi kaos berkerah warna putih sudah kotor berisi serpihan tulang kucing milik bapak Amir yang ketabrak mobil di depan gang rumahnya, hanya berjarak 10 meter,” katanya.
Tempat tersebut, yaitu di Gang Zeran RT.03/07, Pengasinan, Sawangan, Kota Depok. “Setelah kita teliti dengan seksama kain tersebut sepanjang 50 cm berupa kaos,” ucapnya.
Terkait hal ini Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo menghimbau kepada masyarakat, khususnya warga Sawangan dan Bojongsari untuk tidak mudah share segala informasi ke media sosial yang dapat membuat gaduh.
“Selain itu juga, masyarakat hendapknya mengkroscek kebenaran informasi tersebut sebelum dishare ke media sosial,” tutupnya. (Angga/win)