TANPA mengenal lelah dan khawatir ditangkap petugas, Rita Maghdalena, 58, memasuki satu persatu ruangan di Kantor Walikota Jakarta Selatan, setiap harinya. Bukan maksud ingin mengurus perizinan atau yang lainnya, namun janda lima anak ini datang untuk menawarkan keripik singkok yang dijualnya ke para pegawai.
Dengan senyum dan sapa yang sangat ramah ia menawarkan kepada setiap pelanggannya keripik singkong jualannya. “Alhamdulillah selama saya menawar rata-rata mau membeli,” kata Rita, saat ditemui Pos Kota beberapa waktu lalu.
Menurutnya rutinitas tersebut ia lakoni demi menghidupi dan memenuhi biaya sekolah anak ke 4 dan ke 5 yang masih sekolah. “Dari anak yang sulung sampai ketiga semuanya sudah menikah. Tinggal yang ke-4 dan ke-5 masih butuh biaya sekolah. Makanya saya berjualan keripik singkong ini,” tukasnya.
“Anak kelima saya 15 tahun, masih bersekolah di Sekolahan Menengah Atas (SMA) Yayasan Perguruan Rakyat (YPR) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Meski begitu Alhamdulillah cukup buat saya berdua sama anak bontot,” ungkapnya.
Rita juga menceritakan, awal mula dirinya jualan di lingkungan kantor Walikota Jakarta Selatan, ada beberapa pelanggannya yang pesan pada dirinya. Melihat ada potensi akhirnya ia memberanikan diri membawa barang-barang dagangan dan jualan keripik singkong di kantor tersebut.
Memang awalnya ia dilarang bahkan sempat di kejar-kejar oleh petugas keamanan dalam gedung tersebut. “Saat itu rasa takut saya bercampur aduk bersembunyi di salah satu toilet perempuan di lantai 6 Blok A Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Saya takut barang dagangan saya disita petugas Pamdal,” imbuhnya
Menurutnya, pengalaman pertama kali berjualan itu diakuinya masih dikenangnya hingga saat ini. Ketika itu, Pamdal katanya sangat teliti dan melarang siapapun, khususnya warga di luar lingkungan Kantor Walikota Jakarta Selatan untuk berjualan di dalam area gedung.
“Tapi sekarang Alhamdulillah sudah boleh jualan, kalo dulu itu kita dikejar-kejar kayak maling,” ungkap warga Jalan Bangka Raya,Gang Amal 2 RT 07/05 Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.
Gadai Motor
Walau nasib belum memihak, namun tawa ringan serta senyum sumringah masih ditunjukkan Rita. Dia juga mengaku tidak putus asa agar tetap berjualan keripik keliling Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Bahkan untuk bisa jualan di kantor Walikota Jakarta Selatan ini dirinya rela berjalan kaki dari rumah sekitar dua kilometer. Ini dilakukan karena sepeda motor miliknya digadaikan Rp2 juta untuk melunasi uang pangkal anak bungsunya.
“Motor cuma ada satu itu, anak saya juga setiap hari jalan kaki dari rumah ke Tarakanita, terus naik Kopaja 57 turun di Stasiun Kalibata terus naik Commuter Line turun Stasiun Lenteng Agung, terus naik mikrolet 83. Dia berangkat dari subuh supaya nggak terlambat,” ungkap Rita.
Dikatakan oleh Rita, tidak adanya sepeda motor memang menyulitkan dirinya. Salah satu contoh ketika dirinya berbelanja keripik singkong original di Ciampea ataupun keripik singkong keju di Pasir Jambu, Bogor.
Saat masih memiliki sepeda motor, Rita mengaku harus berangkat dari rumahnya menuju sentra keripik berjarak sekitar 30 kilometer dari rumahnya. Tetapi kini, dirinya harus naik turun angkutan umum dan Commuter Line hanya untuk belanja sebanyak 30 kilogram keripik.
“Rata-rata setiap kali jualan rata-rata pendapatan saya antara Rp 100 hingga 200 ribu/hari. Alhamdulillah dengan pendapatan ini kalau kita syukuri sudah cukup,” terangnya.
Menyinggung soal pemasaran, Rita pun kini sedikit lega. Sebab, sejumlah pegawai kantor Wali Kota Jakarta Selatan ataupun rekannya sesama pedagang seringkali memberitahunya tentang bazzar.
Seperti bazzar yang digelar di Kantor bluebird Mampang, Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, bazar yang digelar di kantor kecamatan dan kelurahan dan lainnya. “Alhamdulillah setiap kali ada bazar saya diajak. Mudah-mudahan dagangan saya semakin dikenal, “harap Rita.
Kembangkan Usaha
Meski begitu Rita berharap banyak kepada Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan permodalan. Sebab, modal tersebut dapat mengembangkan usahanya.
“Kalau harapan saya sekarang ini soal permodalan, tapi kan harus pelatihan OK OCE dulu ya? Saya nggak bisa, karena kan kalau saya nggak muter jualan saya nggak punya uang. Saya berharapnya itu aja, modal, nanti kalau sudah ada modal saya bisa stok banyak, jualan lewat instagram,” pungkasnya Rita. (wandi/yp)