JAKARTA – Terkait ada wacana pemusnahan 20 ribu ton beras di Gudang Bulog karena terlalu lama disimpan, Presiden Jokowi menginstruksikan pembenahan manajemen logistik dan pengelolaan cadangan beras.
“Saya meminta agar manajemen pengelolaan cadangan beras pemerintah dapat segera dibenahi, sehingga penumpukan stok beras yang apabila tidak tersalurkan dapat ditangani dan dicarikan jalan keluarnya sejak jauh hari,” tegas Jokowi.
Itu disampaikannya saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu sore (4/12) yang membahas pengelolaan cadangan beras pemerintah.
Presiden mengatakan penumpukan stok-stok beras yang tidak tersalurkan tersebut selain meningkatkan biaya perawatan juga dapat berpotensi menurunkan mutu dari stok beras yang ada.
“Oleh sebab itu, saya minta regulasi dan manajemennya segera diselesaikan dan dibereskan dan dibuat pola-pola baru sehingga tidak justru menjadi beban bagi Bulog,” tandasnya.
Kepala Negara menekankan agar pemerintah benar-benar memiliki data ketersediaan produksi beras dalam negeri yang akurat dan terkonsolidasi. Data tersebut di antaranya seperti luas bahan baku lahan sawah di Indonesia hingga data riil mengenai produksi beras.
“Saya harapkan data produksi beras betul-betul riil dan terkonsolidasi sehingga kita betul-betul memiliki sebuah pegangan data yang kuat dalam setiap mengambil keputusan dan tentu saja langkah-langkah koreksi dan langkah-langkah perbaikan yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) klarifikasi mengenai kabar pemusnahan 20 ribu ton beras atau disposal stock (pembuangan). Ia mengatakan, beras-beras tersebut bukan dimusnahkan, melainkan akan diolah kembali ke produk lain. (johara/win)