INDRAMAYU – Ada satu lagi lokasi wisata di kawasan hutan yang dirintis Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Indramayu yang saat ini menarik perhatian pengunjung. Nama lokasi wisata itu JPP 40. Terasa asing di telinga, karena wana wisata itu baru berdiri beberapa bulan ini.
JPP 40 kata mandor Perhutani Nurhasan merupakan singkatan dari Jati Plus Perhutani 40. Artinya JPP 40 itu adalah kawasan hutan jati yang dijadikan lokasi wisata rintisan berada di Petak 40.
Secara administrasi pemerintahan, Petak 40 itu berada di Blok Naringgul, Desa Baleraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jika melihat google maps jarak tempuh dari Indramayu Kota mencapai 68 Km atau sekitar 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor.
Kawasan wana wisata rintisan itu hanya dijaga dua orang petugas atau mandor Perhutani yakni Nurhasan dan Toto yang tugasnya antara lain menjaga atau memelihara kelestarian tanaman jati beserta asset wisata.
Sebelum menjadi lokasi wisata rintisan Perhutani KPH Indramayu kawasan wisata itu hanya berupa tempat persinggahan para pengendara kendaraan bermotor yang tengah menempuh perjalanan dari Subang atau Bantarwaru menuju Haurgeulis atau sebaliknya. Pengendara motor atau mobil banyak yang tertarik berteduh di lokasi itu karena udaranya cukup adem.
Lama-lama lokasi itu makin ramai, sehingga muncul beberapa pedagang makanan dan minuman khususnya es dan kopi panas. Seiring berjalannya waktu, lokasi wisata itu semakin ramai disinggahi warga terutama muda-mudi. Banyaknya pengendara berteduh di kawasan itu memunculkan ide Kasim, Asper setempat waktu itu untuk merintis kawasan itu menjadi lokasi wisata.
Menurut Nurhasan, tanaman jati di Petak 40 itu merupakan hasil stek pucuk. Ditanam sekitar 10 tahun silam. Kini tanaman jati itu terlihat tumbuh subur.
Kondisi pohon menjulang cukup tinggi. Saking suburnya tanaman jati itu garis tengah atau medeling mencapai 16 Cm. “Meskipun banyak pengunjung saya menjamin tidak bakal mengganggu pertumbuhan tanaman jati,” ujarnya.
Dengan demikian JPP 40 itu multi fungsi. Berfungsi sebagai lokasi wisata rintisan sekaligus Hutan Tanaman Industri. Oleh sebab itu Perhutani KPH Indramayu menata kawasan JPP 40 sebagai lokasi wisata yang dapat dinikmati pengunjung.
Pengunjung yang ingin masuk ke kawasan JPP 40 cukup mengeluarkan uang receh Rp 4 ribu per orang. Tarif masuk itu sudah termasuk premi asuransi. Jadi jika ada apa-apa, misalnya pengunjung tiba-tiba kejatuhan batang atau dahan jati di JPP 40, maka resiko pengobatan atas kecelakaan itu akan ditanggung asuransi.
Meskipun berada di tengah kawasan hutan, akan tetapi pengunjung yang perlu mengisi perut, tidak usah bingung. Sebab di kawasan JPP 40 itu sudah ada beberapa pedagang makanan dan minuman ringan yang siap melayani pembeli. Jumlah pedagang mencapai 20 orang.
Pada hari-hari biasa lokasi wisata rintisan JPP 40 ini terlihat relatif sepi. Namun jika pada hari-hari libur, misalnya hari Minggu, hari-hari besar Islam dan Nasional cukup ramai. “Yang paling ramai biasanya pada saat hari libur Idul Fitri dan Idul Adha,” katanya.
Areal hutan jati di kawasan JPP 40 ini luasnya mencapai 40 Hektar. “Yang sekarang dikelola sebagai lokasi wisata rintisan luasnya 20 Hektar. Jadi masih ada persediaan lahan seluas 20 Hektar lagi untuk pengembangan wisata rintisan ke depan,” ujarnya.
Diakui meski sudah ada beberap wahana atau tempat permainan, namun banyak pengunjung yang bertanya fasilitas kolam renang. Dengan demikian kawasan wisata rintisan JPP 40 ini bisa dimasuki investor yang ingin membangun kolam renang.
Seorang pengunjung, Wawan, 32 mengemukakan, kawasan wisata JPP 40 lebih cocok dimanfaatkan pengunjung yang suka berwisata sambil berpetualangan. Bisa berpetualangan menggunakan sepeda gowes berkeliling kawasan, berkemah, atau menikmati keindahan alam bebas dengan pesona sungai Cipunagara yang airnya terlihat mengalir cukup deras.
Kawasan JPP 40 selain menawarkan sejuknya udara di tengah-tengah tegakkan tanaman jati juga menawarkan beberapa wahana permainan. Salah satunya berupa jembatan gantung yang dibuat sepanjang kurang lebih 100 meter. Jembatan gantung ini banyak dimintai kawula muda yang mencoba andrenalin, sekaligus dimanfaatkan untuk berswafoto atau selfi.
Bahkan kata Muhasan jembatan gantung ini banyak dimanfatakan calon pengantin yang ingin membuat foto prawedding. Jembatan gantung ini bentuknya cukup unik. Dibuat di atas ketinggian ideal yang letaknya di antara sela-sela tanaman jati.
Menurut Eman, 52 jembatan gantung terbuat dari papan kayu jati yang dirangkai menggunakan tambang baja atau seling sebagai alas jembatan gantung. Jembatan gantung ini cukup aman dinaiki 5 orang sekaligus.
“Kalau pengunjung yang naik jembatan gantung ini mencapai puluhan orang sekaligus kondisinya masih belum memungkinkan harus bergantian. Paling bisa dinaiki 5 orang supaya lebih aman,” ujar Eman.
Dari ketinggian jembatan gantung, pengunjung bisa menatap pemandangan di wilayah sekitarnya, seperti pemandangan pohon jati, pemandangan air sungai Cipunegara yang mengalirkan air dengan material pasir atau pasir dan batu (sirtu).
Selain itu ada juga kebun binatang mini yang memelihara sejumlah binatang langka, seperti landak, ular dan sebagainya di kawasan itu. (taryani/win)