JAKARTA – Presiden Jokowi berpesan kepada Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati agar mengurangi impor migas.
“Saya ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan kita bisa diturunkan (dengan cara), impor migas bisa dikendalikan dengan baik,” kata Jokowi di Jakarta, Selasa (10/12).
Seperti diketahui, Senin (9/12) kemarin, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama menemui Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, terkait peningkatan migas.
Selain, Jokowi juga berpesan agar “lifting” produksi minyak dan gas juga bisa dinaikkan. “Intinya mereka (Ahok dan Nicke) menyanggupinya,” ucap Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara menegaskan bahwa pembangunan kilang minyak oleh Pertamina harus segera dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan produksi minyak sehingga dapat mengurangi impor minyak.
Presiden mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti terus perkembangan instruksinya tersebut dan meminta laporan berkala.
“Pembangunan kilang minyak itu harus, masak sudah 34 tahun kita enggak bisa membangun kilang minyak. Kebangetan. Saya suruh kawal betul, akan saya ikuti juga perkembangan dan persentasenya sampai sejauh mana,” tuturnya.
Selain itu, terkait dengan kebijakan mandatori biodiesel 20 persen (B20), Presiden memberikan target agar pada Januari mendatang implementasi kebijakan tersebut dapat ditingkatkan sehingga menjadi 30 persen biodiesel (B30).
“Penggunaan B30 yang akan dimulai awal Januari juga agar itu betul-betul dilaksanakan dan dikawal sehingga juga bisa menurunkan impor minyak kita,” ucapnya. (johara/win)