BOGOR – Puluhan pemuka agama, lembaga Islam serta organisasi kemasyarakatan menggelar dialog dan silaturahmi.
Silaturahmi dimotori oleh Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Bogor ini bertempat di Majelis Ponpes Al–Ghozali di Jalan Dr. Semeru, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Turmudi Hudri selaku inisiator dari dialog dan silaturahmi dengan memberi nama “Bogor Adem” menyampaikan, bahwa kegiatan hari ini merupakan silaturahmi dari beberapa teman–teman ormas dan lembaga yang terkumpul kurang lebih 80 ormas.
“Tujuan dilaksanakan silaturahmi ini adalah desakan dari teman-teman guna menolak gerakan intoleran atau ujaran kebencian. Kami semua mau mendeklarasikan Bogor Adem atau Bogor Damai dalam artian nyaman damai sejuk tidak ada konflik, isu politik,” kata Hudri kepada wartawan.
Hudri yang juga Wakil Sekretaris MUI Kota Bogor ini menekankan, isu politik boleh berkembang namun jangan sampai membuat disintegrasi bangsa. Ia menegaskan, silaturahmi ini tidak ada kaitannya dengan kejadian di Solo. Dirinya hanya resah dengan adanya niat dari sekelompok orang yang hendak demo pada tanggal 13 Desember.
“Apapun gerakan yang mereka lakukan dengan tujuan ingin merusak atau rusuh dengan aksi demo yang menyebabkan disintegrasi bangsa akan kami lawan sama-sama. Jangan pernah diberi kesempatan,” tegas Turmudi.
“Ke depan, semua elemen anak bangsa, akan kami gelar Bogor Bersahalawat yang bertempat di Masjid Raya Bogor pada hari Jumat 13 Desember yang akan dipimpin langsung oleh KH.Toto selaku Ketua MUI Kota Bogor,” ujarnya.
Ia mengaku senang, karena selama ini anggota warga masyarakat yang tergabung dalam badan sosial lintas agama (Basolia), sangat aktif bertemu. “Di sini hadir juga dari gereja Zebaoth. Mereka pengurus gereja yang juga aktif di basolia. Semua agama ada di basolia. Kami kuat,” kata Turmudi yang juga ketua Basolia.
“Alhamdulilah sebenarnya sudah kompak hanya saja masih ada virus-virus di bawah ini yang anti NKRI, yang suka dengan kekerasan seperti misalnya gerakan ISIS, bahkan yang sangat kami khawatirkan gerakan Khalifah, sangat berbahaya karena bisa membunuh bangsa. Antisipasi yang kami lakukan saat ini kami terus konsolidasi dengan stake holder Bogor dengan semua ormas dan lembaga apapun karena kami satu kesatuan tentunya,” tegas Turmudi.
Di tempat yang sama, aktivis muda Desta Lesmana, menganggap beredarnya isu aksi intoleran dan penistaan terhadap kyai NU yang dilakukan kelompok GMKB tersebut dinilai sangat mengganggu ketentraman Kota Bogor.
“Kami sangat mengecam rencana aksi tersebut. Kami berharap seluruh elemen kota Bogor khususnya Pemkot Bogor dan kepolisian Resort Kota Bogor bersikap tegas dan jangan diberi ruang untuk kelompok tersebut,” tegasnya. (yopi/ys)