SEMARANG – Pada musim libur Natal dan Tahun Baru 2020 diperkirakan 2,1 juta kendaraan akan melintasi wilayah Jawa Tengah atau naik 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1,9 juta kendaraan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Satrio Hidayat mengatakan, jika dibandingkan dengan Lebaran 2019 perkiraan jumlah pengendara selama Natal-Tahun Baru itu jauh lebih sedikit.
”Karena pada masa Lebaran 2019 lalu jumlah pengguna jalan yang melintas di Jateng mencapai 7,5 juta kendaraan,” katanya, Selasa (17/12/2019).
Dengan data ini , permasalahan yang akan dihadapi mulai dari kemacetan dan lainnya tak akan sebesar saat masa Lebaran 2019. Meski demikian menurutnya, pihaknya tak bisa menyepelekan.
”Perbedaan itu terjadi karena memang ada perbedaan karakter antara libur akhir tahun dan libur Lebaran,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk libur panjang akhir tahun. Antara lain pembentukan sembilan koordinator bidang yang meliputi koordinator lalu lintas angkutan jalan, energi, kesehatan, penanggulangan bencana, penyelenggaraan kebutuhan pokok masyarakat, kamtibmas dan kominfo.
“Pemprov Jateng akan menyelenggarakan posko terpadu mulai 22 Desember 2019 sampai 3 Januari 2020 di Wisma Perdamaian. Sementara Mabes Polri akan melaksanakan poskonya mulai 23 Desember 2019 dan gelar pasukan pada 19 Desember 2019,” ungkapnya.
Untuk kebutuhan angkutan umum, tersedia 227.223 angkutan darat (837.240 seat), 143 kereta api (52.130 seat), pesawat 127 penerbangan (13.920 seat) dan kapal laut untuk 4.800 penumpang.
Pada bangunan fasilitas keselamatan jalan, telah dipasang CCTV di lima titik lokasi, yaitu Dieng, Belik Pemalang, simpang Bawen, Kedaton Boyolali dan Jatinom Klaten. “Ini kami lakukan mengingat pada lebaran kemarin, beberapa titik ini belum terpantau secara signifikan,” terangnya.
Mengantisipasi kemacetan di tempat wisata, pihaknya sudah mengimbau agar pengelola menyediakan tempat parkir ekstra, dan meminta bantuan personel kepolisian di kabupaten/kota setempat. Pengelola tempat wisata juga diminta untuk menyediakan tempat istirahat dan sarana prasarana yang layak bagi pengemudi bus wisata, sehingga bisa beristirahat dengan cukup.
Sementara untuk lokasi wisata yang rawan bencana banjir dan longsor, terutama di Dieng-Banjarnegara, Baturraden, Bandungan-Kabupaten Semarang, Tawangmangu-Karanganyar, perlu disediakan alat berat. Untuk wisata pantai, dibutuhkan SAR. (suatmadji/tri) .