INDRAMAYU – Menghadapi potensi terjadinya bencana alam pergerakan tanah yang menyebabkan banjir dan longsor, Pemkab Indramayu, Rabu (18/12/2019) melakukan mitigasi bencana bagi 21 Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta di Pendopo Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) melalui aplikasi Inarisk, Kabupaten Indramayu memiliki resiko bahaya yang tinggi terhadap bencana banjir dan resiko bahaya sedang bencana gempa bumi.
Di sisi lain Kemendiknas tahun 2018 mencatat 10 sekolah di 4 kecamatan Kabupaten Indramayu yaitu; Terisi, Gantar, Kertasemaya dan Sukagumiwang, rawan terjadinya banjir bandang. Sedangkan 11 sekolah memiliki rawan gempa bumi di 8 kecamatan yaitu; Gantar, Terisi, Widasari, Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Sliyeg dan Sindang.
Oleh sebab itu Pemkab Indramayu memiliki kewaspadaan dalam upaya mengurangi risiko akibat bencana. Sosialisasi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu ini sangat penting agar diketahui para siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan mengatakan, sebagai keseriusan Pemkab Indramayu dalam mitigasi bencana di sekolah saat ini telah dibentuk sebanyak 20 sekolah aman bencana di berbagai wilayah kecamatan. Selanjutnya dengan kegiatan ini semua sekolah di Kabupaten Indramayu bisa melaksanakan program sekolah aman bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana mengatakan, selama tahun 2019 telah terjadi beberapa kali bencana di Kabupaten Indramayu. Rinciannya; bulan April, bencana banjir di 5 kecamatan dan merendam 7.815 rumah.
“Kemudian bencana kekeringan yang mengancam puso tanaman padi seluas 12.358 hektar. Bencana tanggul longsor di Desa Kertasemaya dan beberapa hari lalu, bencana angin puting beliung yang menimpa Kecamatan Jatibarang, Widasari dan Cikedung,” ujarnya. (taryani/tri)