BALIKPAPAN – Presiden Jokowi menegaskan bahwa urusan sampah bukan urusan sepele. Sebab itu, pemerintah prioritas pada pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan sampah.
“Kita kan memberikan prioritas pada 10 kota, kemarin, dalam menyelesaikan persoalan sampah,” kata Jokowi saat meresmikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Manggar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12/2019).
Presiden mengatakan 10 kota itu rata-rata memang semuanya menjadikan sampah menjadi listrik, tapi sampai sekarang belum ada yang selesai jadi saya belum bisa bercerita banyak. Tapi mungkin akhir tahun depan sudah ada yang selesai.
Presiden mengatakan, sejauh ini TPA Manggar merupakan yang paling baik di Indonesia. “Saya lihat di kota-kota lain, saya kira ini adalah pemrosesan akhir sampah yang paling baik di Indonesia. Hijau, tidak bau, bersih,” ucap Jokowi merujuk TPA Manggar yang diresmikannya.
Ia menambahkan pembangunan TPA Manggar tidak memakan biaya yang begitu banyak. “Ini berapa kemarin? Rp160 miliar,” kata Jokowi.
TPA sampah yang diresmikan Jokowi ini, memiliki unit sel landfill seluas 9,1 hektare dengan kapasitas unit pengolahan air lindi sebanyak 1,5 liter per detik.
Teknologi yang digunakan untuk pengolahan air lindi adalah dengan proses biologis “upflow anaerobic sludge blanket” (UASB) dan proses kimia. Dengan fasilitas itu, TPA Sampah Manggar memiliki kapasitas pemrosesan akhir seberat 420 ton per hari.
TPA Sampah Manggar merupakan TPA yang menggunakan teknologi sanitary landfill dalam pengurugan sampahnya. Pemrosesan sampah sendiri telah dimulai sejak dari rumah sebelum sampai ke TPA Manggar.
TPA Sampah Manggar juga berpotensi mengurangi emisi gas metana hingga 27,5 kiloton dan memiliki potensi penurunan emisi rumah kaca hingga 580 kiloton karbondioksida.
Selain meresmikan TPA Sampah Manggar, Jokowi juga meresmikan Bendungan Teritip dan Instalasi Pengolahan Air Teritip. Keduanya diharapkan bisa menjadi sumber air baku untuk Kota Balikpapan.
“Ini sudah dikerjakan 3 tahun yang lalu juga sudah selesai. Itu juga akan menjadi sumber air baku bagi Kota Balikpapan,” kata Kepala Negara.
Pembangunan Bendungan Teritip menghabiskan biaya sebesar Rp262 miliar. Sementara untuk Instalasi Pengolahan Air Teritip, biaya yang digunakan adalah sebesar Rp92 miliar.
Bendungan Teritip memiliki kapasitas tampung 10,5 juta meter kubik dengan luas genangan 94,8 hektare dan volume air baku 260 liter per detik. Sementara Instalasi Pengolahan Air Teritip memiliki kapasitas 200 liter per detik yang diharapkan akan memenuhi kebutuhan air bagi 80 ribu jiwa.
Turut mendampingi Presiden dalam acara peresmian tersebut yaitu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
(johara/tri)