Wednesday, 18 December 2019

Unit Narkoba Polda Metro Tes Urine Awak Bus di Terminal Kampung Rambutan

Rabu, 18 Desember 2019 — 8:54 WIB
pemeriksaan urine terhadap awak bus di terminal Kampung Rambutan. (Ifand)

pemeriksaan urine terhadap awak bus di terminal Kampung Rambutan. (Ifand)

JAKARTA –  Unit Narkotika Polda Metro dan Polres Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan urin terhadap sopir dan kernet yang ada di terminal bus Kampung Rambutan, Ciracas, Selasa (17/12/2019).

Beruntung, tak ada yang terindikasi narkoba sehingga mereka layak untuk melayani penumpang dalam libur Natal dan tahun baru.

Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, AKBP Jonter Banuarea mengatakan, pemeriksaan tersebut merupakan kegiatan rutin yang digelar pihaknya. Dan dalam kesempatan ini, pihaknya menyasar awak bus untuk kesiapan angkutan libur Natal dan Tahun Baru.

“Ada 98 yang menjalani pemeriksaan urine, 54 sopir bus, sisanya karyawan perusahaan otobus (PO), dan petugas,” katanya.

Dikatakan Jonter, dari 98 orang yang menjalani tes urine beruntung semua yang diperiksa mendapat hasil negatif. Dari hal itu, dipastikan di terminal Kampung Rambutan bebas penyalahguna narkotika. “Dari hasil itu, kami juga memastikan awak bus yang ada bisa melayani penumpang dengan aman,” ujarnya.

Dari pemeriksaan yang dilakukan itu, kata Jonter, diharap memberi kenyamanan penumpang yang hendak berlibur dan pulang kampung naik bus. Sehingga, warga pun tak perlu was-was lagi dalam menggunakan angkutan umum. “Melalui kegiatan rutin ini, juga untuk mencegah adanya kecelakaan akibat mengkonsumsi narkoba,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Terminal Kampung Rambutan Thofik Winanto menambahkan, pihaknya sangat mendukung pemeriksaan urine yang disiapkan unit Narkotika Polda Metro Jaya. Karena hal itu bisa mengetahui siapa saja awak bus yang terindikasi narkoba. “Kalau memang ada yang terbukti, langsung kami tindak dengan mencoretnya,” ujar Thofik.

Selain memeriksa urine, tambah Thofik, sebelumnya dari Dinas Kesehatan DKI juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan awak bus. Hal itu untuk memastikan kondisi kesehatan para awak bus prima saat mengemudikan bus jarak jauh saat mengangkut penumpang. “Karena kalau tensinya tinggi juga langsung kami larang untuk mengemudi,” pungkasnya. (ifand/tri)