SEJAK bulan November dan Desember ini, ular Kobra bikin heboh berbagai kota. Tak mau kalah dengan pejabat tinggi negara, mereka ikut-ikutan blusukan masuk perkampungan. Dari yang dewasa sampai anakan, kompak “menteror” penduduk. Tapi kata para ahli, turun hujan pertama memang musimnya telur kobra menetas.
Yang namanya ular, baik yang berbisa maupun tidak, selalu saja bikin takut orang. Kecuali pawang, pastilah ngeri berhadapan dengan reptile yang sekujur tubuhnya leher semua. Di sinilah bedanya; orang berleher panjang cenderung bersuara lantang, tapi ular seluruh badan terdiri dari leher, kok malah tak bisa bersuara, apa lagi menyanyi.
Di dunia kepolisian, ular kabarnya juga ada yang dijadikan alat pemeriksaan. Jika ditemukan tersangka mbulet tak mau ngaku, langsung dilemparkan ular di depannya. Langsung tersangka akan terkencing-kencing mengakui segala perbuatannya, meski ular tersebut sebenarnya tidak membahayakan.
Ular itu memang macam-macam jenisnya, ada yang berbahaya, ada pula yang tidak. Yang berbahaya misalnya ular belang, ular kobra. Yang tak berbahaya adalah ular lare angon, ular sawah yang disebut ular sawa atau phyton. Maka bila induk ular phyton bisa ngomong, akan berpesan pada anak-anaknya, “He, main jangan jauh-jauh, ketangkep orang bisa jadi tas kamu….!”
Belakangan ini orang sedang dibikin heboh banyaknya ular kobra masuk kampung, blusukan meniru pejabat tinggi. Dari Jakarta, Depok, Purwakarta, Gunung Kidul, Jember, Surabaya, petugas Damkar sibuk mengevakuasi kobra anakan dan indukan yang masuk kampung. Bahkan sejumlah di antaranya telah menggigit orang.
Tapi kata peneliti reptile dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy, ular kobra di Indonesia terdiri dadi dua jenis. Jenis naja sumatrana hidup di pulau Sumatera, dan naja sputarix hidup di pulau Jawa. Pada bulan Nopember-Desember saatnya hujan pertama, telur kobra menetas.
Ular kobra sampai masuk kampung biasanya karena habitat terganggu, apa lagi sekarang banyak sawah dan hutan disulap jadi perumahan. Maka berhati-hatilah pada lingkungan yang banyak semaknya, di situlah biasanya kobra membuat liang.
Jika kobra dewasa unjuk gigi, mendongakkan kepala nyaris seperti sendok, orang harus berhati-hati, karena dia dia siap menyemburkan bisanya. Maka hanya orang India lah yang paling pemberani, ular kobra yang berbahaya itu malah dijadikan obyek mencari uang lewat sebuah seruling antiknya. (gunarso ts)