JAKARTA – Kasubdit Kontra Intelijen Densus 88 AT Polri AKBP Dr. Didik Novi Rahmanto, S.IK., M.H menjalani sidang promosi doktoral kriminologi di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (20/12/2019). Penelitian yang dilakukan oleh Didik Novi berfokus pada fenomena para returnees foreign terrorist fighters yang telah pulang kembali ke Indonesia atau dikenal dengan sebutan returnees.
Disertasi yang berjudul Returnees ISIS Indonesia: Dekonstruksi Pemahaman terhadap Dunia yang Adil diuji oleh beberapa guru besar Universitas Indonesia. Di antaranya Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc sebagai Ketua Sidang, Dr. Iqrak Sulhin, M.Si sebagai Ketua Departemen Kriminologi, Dr. Vinita Susanti, M.Si sebagai Ketua Program Studi, Prof. Adrianus Eliasta Meliala, M.Si., M.Sc., Ph.D sebagai Promotor, Ferdinand Andi Lolo S.H., LL.M., Ph.D sebagai Co-promotor, Dr. Bagus Takwin, M.Hum sebagai penguji Internal, Dr. Sri Yunanto sebagai penguji eksternal.
“Data Satgas FTF BNPT hingga tahun 2019 total FTF Indonesia berjumlah 2.377 orang dengan rincian 1.413 orang yang masih berada di daerah konflik Iraq dan Suriah, 112 orang tewas di daerah konflik tersebut, 554 orang deportan, dan 120 orang returnees, serta 178 orang yang terindikasi berencana berangkat,” kata Didik Novi.
Menariknya dari temuan penelitian Didik Novi, terdapat beberapa orang returnees yang tidak mau kembali bergabung dengan jaringan teror di Indonesia.
Menurut hasil temuan data dan analisis yang dilakukan dalam disertasi tersebut, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor utama adalah View of Ideal World yang dimaksudkan sebagai pandangan dunia yang ideal digambarkan oleh ayat Al Quran dan hadis serta ajaran agama yang diyakininya.
Keberangkatan foreign terrorist fighters ke Suriah di dorong karena pandangan mereka tentang dunia yang adil seperti Suriah yang digambarkan dalam propaganda ISIS. Sedangkan para returnees yang memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan tidak kembali ke jaringan teroris disebabkan adanya perubahan terhadap view of ideal word tersebut.
Menurut Didik Novi, terdapat beberapa inisiatif yang dapat dilakukan untuk mengintervensi view of ideal world para returnees tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh semua pihak dan semua institusi pemerintahan yang berperan dalam penanggulangan foreign terrorist fighters dan returnees.
“Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian lanjutan terkait Foreign terrorist fighters dan returnees Indonesia sekaligus temuan penelitian dapat memberikan sumbangan terhadap program-program intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menangani para returnees. Sehingga, program tersebut dapat disesuaikan dengan target faktor yang hendak di intervensi,” ucap Didik Novi mengakhiri pidato doktoralnya. (ril/yp)