Wednesday, 25 December 2019

Hindari Banjir di 3 Desa, Kali Menir Dikeruk

Selasa, 24 Desember 2019 — 14:39 WIB
Operator exsavator sedang mengeruk lumpur dari dasar Kali Menir di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat. (taryani)

Operator exsavator sedang mengeruk lumpur dari dasar Kali Menir di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat. (taryani)

INDRAMAYU – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, menormalisasi aliran Kali Menir di Desa Kertawinangun,  Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk mencegah banjir di musim penghujan, Selasa (24/12/2019)

Kali menir yang dinormalisasi menggunakan alat berat jenis exsavator atau bekhoe itu panjangnya mencapai ratusan meter.

“Normalisasi aliran air Kali Menir ini untuk mengantisipasi  bencana alam banjir  yang sering melanda pesawahan milik para petani di 3 Desa yaitu Desa Curug, Pranti dan Soge  Kecamatan Kandanghaur yang seringkali dilanda banjir pada musim penghujan,” ujar Edi (48) warga Desa Curug.

Dikatakan, normalisasi Kali Menir itu dilakukan dengan mengangkat material berupa lumpur di dasar Kali Menir dan dipindah ke tepi,  sehingga membentuk tanggul Kali Menir yang baru.

Pengerukan Kali Menir

Sebelumnya katanya, kondisi tanggul Kali Menir itu terlalu rendah bahkan nyaris tidak tampak. Sehingga ketika hujan deras turun pada musim penghujan aliran air Kali Menir tak tertampung dan airnya meluber menuju sawah-sawah warga Desa Curug, Soge dan Pranti.

Akibatnya sawah-sawah penduduk di 3 desa itu kebanjiran.“Kalau sawah-sawah itu  sudah kebanjiran  sulit  surut. Surutnya cukup lama hingga berhari-hari,” ujar Edi.

Pemantauan Pos Kota, kegiatan normalisasi Kali Menir dilakukan menggunakan alat berat exsavator yang dinaikkan ke atas tongkang. Pengerukan Kali Menir berlangsung sejak beberapa hari lalu. Material lumpur dari dasar Kali Menir diangkat dan dipindahkan ke tepi Kali Menir dan membentuk tanggul Kali Menir.

Dampak dikeruknya Kali Menir membuat aliran air dari daerah hulu menuju ke muara Laut Jawa menjadi  normal. “Kami berharap mudahan-mudahan banjir yang sering menghantui masyarakat, khususnya para petani  di 3 desa itu dapat teratasi dengan dikeruknya Kali Menit itu,” kata Waskim (65)warga Desa Pranti. (taryani/tri)