Thursday, 26 December 2019

Operasi Militer di Papua Dinilai Bukan Solusi Atasi Masalah

Rabu, 25 Desember 2019 — 23:33 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta. (rizal)

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta. (rizal)

JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta menyatakan, operasi militer di Papua bukan solusi utama penyelesaian masalah Papua.

“Operasi militer di Papua akan menimbulkan sikap antipati dan kekerasan lanjutan sesama warga negara Indonesia maupun terhadap aparat TNI-Polri,” kata Sukamta, Rabu (25/12/2019).

Ia mengatakan, pendekatan keamanan dengan mengedepankan operasi militer di Papua telah dilakukan ketika masa Orde Baru untuk menyelesaikan masalah separatisme di Papua. Kasus Biak Berdarah (1998), Wasior Berdarah (2001), Wamena berdarah (2003), dan Paniai (2014) dan terakhir di Wamena 2019 menjadi bukti bahwa pendekatan militer ternyata menciptakan siklus kekerasan tanpa akhir.

“Masalah OPM tidak akan selesai jika akar masalah Papua tidak terselesaikan secara tuntas. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah Papua harus serius memenuhi kebutuhan standar minimal untuk kesehatan, pendidikan sampai level menengah atas, kesejahteraan dengan menurunkan angka kemiskinan dibawah 10 persen, kemudian komunikasi setara Jakarta Papua,” papar anggota DPR RI asal DI Yogyakarta ini.

Pendekatan kedua, lanjutnya, adalah deradikalisasi dan deideologi gerakan Papua Merdeka. Melibatkan BNPT yang sudah berpengalaman dalam penanggulangan terorisme untuk Papua terjun ke kantong-kantong ideologisasi Gerakan Papua Merdeka di dalam dan luar negeri. Ideologi Papua Merdeka harus diubah menuju nasionalisme NKRI harga mati.

“Pendekatan ketiga adalah perbaikan tata kelola pemerintahan daerah. Pemerintah melalui kemendagri, Kemenpan RB bekerja sama dengan pemerintah daerah Papua, Polri, Kejaksaan, BPK, KPK harus serius menangani permasalahan efisiensi anggaran, manajemen pemerintah dan pelayanan publik di Papua,” katanya. (rizal/yp)